Anak Buah Sri Mulyani Bicara Mangkraknya Proyek BTS yang Seret Johnny Plate

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 19 Mei 2023 14:43 WIB
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata/Foto: Dok. Pertamina
Jakarta -

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata bicara terkait korupsi di pengadaan proyek menara base transceiver station (BTS). Kasus itu telah menyeret Johnny G Plate sebagai tersangka.

Isa mengatakan proyek BTS yang dikorupsi Johnny Plate mangkrak khususnya di wilayah Papua. Hal itu terjadi karena masalah keamanan, mengingat ada kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Sebagian yang di daerah Papua itu yang mengalami permasalahan keamanan itu, itu yang jadi masalah (mangkrak) itu di sana," kata Isa kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (19/5/2023).

Saat ditanya apakah proyek tersebut bakal dilanjutkan, Isa menyebut bahwa pemerintah akan tetap mencari jalan untuk Indonesia terhubung dengan layanan telekomunikasi dan informatika. Dengan begitu daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) juga bisa merasakan akses internet.

"Ya pada akhirnya kita harus cari jalan untuk bisa, kan kita ingin Indonesia semua connected semuanya," ucapnya.

Sebelumnya Menko Polhukam Mahfud Md juga menyebut proyek BTS yang menyeret Johnny Plate mangkrak. Kasus ini diduga merugikan negara hingga mencapai Rp 8 triliun.

"Mangkrak dan belum ada barangnya, yang adapun mangkrak. Oleh sebab itu semula dihitung kerugian oleh kejaksaan itu sekitar Rp 1 sekian triliun, namun kemudian BPKP turun tangan," kata Mahfud di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (18/5/2023).

Proyek tersebut dimulai pada 2020 dan ditargetkan rampung pada 2024. Nyatanya pada 2021 dana sudah keluar Rp 10 triliun, namun barang belum juga terlihat.

"Sebenarnya akan dimulai sejak 2020 itu sudah dalam pengeluaran dana dari Rp 28 triliun yang dianggarkan sampai 2024. Itu sudah keluar sekitar Rp 10 triliun untuk proyek 2020 sampai 2021. Dimulai tahun 2021, tetapi sampai akhir tahun 2021 tuh barangnya nggak ada," ucapnya.

"Lalu diperpanjang sampai Maret, untuk mencetak taruhlah sederhana tiang-tiang pemancar sinyal itu seharusnya 4.200 lalu ditunda, eh 1.200 lalu ditunda karena barangnya enggak ada," sambungnya.

Sampai pada akhir 2021 proyek diperpanjang hingga Maret 2023. Memang ada tiang BTS sebanyak 985, namun disebut tidak berfungsi dengan semestinya.

"Itu kan mau membangun 4.800 tiang. Tiang itu dijeda, dengan satelit oleh BPKP ditemukan hanya ada 985, itu pun disampel tidak ada, hanya barang-barang mentah mati, nggak ada gerakan sinyal dioperasikan," ujarnya.




(aid/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork