Pemerintah tengah mendorong penyediaan air bersih di Tanah Air melalui Indonesia Water Fund (IWF). Untuk mendorong pendanaan IWF, salah satu langkah yang tengah diupayakan ialah melalui pembentukan Global Water Fund (GWF).
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra dalam Workshop World Water Fund. Objektif dari pendanaan tersebut melingkupi pembiayaan itu sendiri, skalanya, hingga kerangka pendanaan yang lebih luas.
"Pembentukan Global Water Fund menjadi hal yang kritis dalam penyediaan dana jangka panjang untuk air bersih dan sanitasi, juga pembiayaan yang berhubungan dengan air," kata Herry, dikutip dari siaran Youtube Kementerian PUPR, Senin (5/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendanaan di negara berkembang menjadi sangat penting. Inisiatif ini berupaya untuk mengatasi kesenjangan pendanaan tahunan yang signifikan dari sekitar US$ 114 miliar dibutuhkan untuk mencapai tujuan SDG's 6," paparnya.
Indonesia melalui IWF sendiri diharapkan dapat mengoperasikan pendanaan hingga US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15,7 triliun (kurs Rp 15.700). Herry mengatakan, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan akses air bersih dan sanitasi agar bermanfaat bagi lebih dari 40 juta penduduk RI.
"Pemerintahan Indonesia sudah membentuk Indonesia Water Fund (Dana Air Indonesia) melalui Danareksa, dalam menyediakan air bersih di seluruh negeri. Indonesia Water Fund diharapkan dapat mengoperasikan hingga US$ 1 miliar dolar," ujar Herry.
Di sisi lain, Herry sendiri menilai bahwa peran GLobal Water Fund ini sangat penting dalam mengatasi krisis penyediaan air dunia yang kerap terbentur masalah pendanaan. Langkah ini bisa menjadi solusi untuk penyediaan dana jangka panjang.
"Secara global masih ada sekitar 2,2 miliar orang atau sekitar 27% populasi global tidak memiliki akses terhadap layanan air yang dikelola dengan baik dan sekitar separuh air dunia. Kita perlu lebih banyak memperhatikan kondisi ini, salah dan melakukan investasi yang tepat sasaran," jelasnya.
"Dalam keterkaitan antara aksi iklim dan air, sanitasi dan kebersihan, saat ini kurang dari 3% total pendanaan iklim dialokasikan untuk inisiatif terkait air," sambungnya.
Oleh karena itu, ia berharap agar GWF ini bisa mendorong terbentuknya kolaborasi antara pemerintah, swasta, serta pihak-pihak yang berkaitan dengan sektor air ini dan membantu menyelesaikan permasalahan akses air dan sanitasi tersebut.
(kil/kil)