Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus program pemerintah saat ini. BUMN Karya menjadi salah satu mesin pembangunan yang digunakan pemerintah.
BUMN macam Hutama Karya, Adhi Karya, Wijaya Karya, Waskita Karya, PT PP, diminta untuk bisa mencari proyek yang punya diferensiasi dan nilai yang tinggi. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan kinerja perusahaan pelat merah sektor karya ini bisa makin ditingkatkan.
"Sebaiknya BUMN Karya ke depan masuk ke produk yang punya diferensiasi dan value tinggi," ujar Associate Director BUMN Research UI Toto Pranoto ketika dihubungi detikcom, Rabu (20/11/2024).
Pada intinya, Toto menilai harus ada spesialisasi antar perusahaan BUMN Karya sehingga tidak ada bisnis yang tumpang tindih.
"Intinya ada spesialisasi, sehingga bisa dihindarkan overlap business," sebut Toto.
Dia mencontohkan Wijaya Karya misalnya lebih baik fokus di bidang EPC dan mulai menggarap pembangunan infrastruktur di sektor energi terbarukan. Kemudian PP lebih baik fokus ke proyek properti saja.
Kemudian, BUMN Karya juga lebih baik melakukan restrukturisasi kelembagaan. Toto menilai BUMN Karya perlu disinergikan dalam sebuah holding.
Menurutnya, merger BUMN Karya dapat membuat efisiensi biaya yang lebih tinggi sekaligus konsolidasi pendapatan yang besar. Dengan begitu, BUMN Karya bisa dikuatkan.
"Caranya merger perusahaan sejenis atau membuat holding-sub holding BUMN Karya. Dengan cara ini value creation BUMN Karya bisa lebih besar," beber Toto.
Di sisi lain, Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansah mengatakan BUMN Karya telah menjalankan penugasan yang diberikan dengan baik. Capaian-capaian pembangunan yang dilakukan sudah dilakukan perlu diacungi jempol. Dengan anggaran yang terbatas, BUMN Karya mampu menyelesaikan pembangunan dengan maksimal.
"Selama ini ya sudah cukup baik, utamanya terkait penugasan. Itu semua dijalankan dengan baik. Secara umum semua target bisa dipenuhi. Misal ada bandara, jalan tol, pelabuhan itu kan terwujud juga. Dengan anggaran yang terbatas menurut saya BUMN Karya sudah maksimal," kata Trubus kepada detikcom.
Dia juga menilai seharusnya BUMN Karya terus diperkuat oleh pemerintah. Sebab, masih banyak sekali pembangunan infrastruktur yang harus dilakukan yang bila menggandeng swasta kemungkinan dinilai kurang menguntungkan.
Untuk membangun infrastruktur di luar Jawa misalnya, contoh lah tol Trans Sumatera, swasta kemungkinan belum berminat bila diajak membangun. Namun, BUMN bila ditugasi akan melakukannya.
"Memang itu kalau luar Jawa harus penugasan, kalau tidak penugasan nggak ada yang mau ya swasta," sebut Trubus.
Simak juga video: KPK Cegah 3 Orang ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi di Hutama Karya
(acd/acd)