Rencana Prabowo Kuasai GBK-Tanah Terlantar di Bawah Danantara

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 07 Mei 2025 07:00 WIB
Danantara/Foto: Dok Antara
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto punya rencana besar untuk BPI Danantara. Setiap aset negara hingga tanah terlantar milik negara bakal dikuasai langsung oleh Danantara.

Prabowo mengatakan aset di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) dan aset di kawasan Kemayoran nantinya bakal dikelola langsung oleh Danantara. Hal ini diungkapkan Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).

Prabowo mengatakan, aset GBK yang nantinya bakal dikelola Danantara nilainya mencapai US$ 30 miliar. Hal ini dia ketahui dari seorang pengusaha. Orang nomor satu di Indonesia itu menambahkan selain Senayan, ada juga aset di wilayah Kemayoran yang nilai asetnya ditaksir mencapai US$ 40 miliar dengan luasan 400 hektare (ha).

Sejauh ini, aset Danantara mencapai US$ 982 miliar atau sekitar Rp 16.118 triliun (kurs Rp 16.420). Nah dengan tambahan nilai dari dua aset itu, Prabowo yakin aset Danantara bisa tembus hingga US$ 1,04 triliun atau sekitar Rp 17.076 triliun.

"Aset Senayan itu kompleks GBK itu nilainya saya diberi tahu pengusaha nilainya US$ 25 miliar dalam 10 tahun lalu. Jadi sekarang mungkin nilainya naik mungkin US$ 30 miliar. Ternyata ada lagi Kemayoran itu 400 hektare lebih, mungkin ya US$ 40 miliar di situ. Nanti itupun kita akan serahkan dikelola Danantara. Berarti sudah mungkin sudah US$ 1,04 Triliun. Belum lagi aset di seluruh Indonesia," papar Prabowo.

Tanah Terlantar Dicaplok Danantara

Prabowo juga menugaskan khusus Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid untuk lebih teliti melihat tanah-tanah negara yang terlantar. Tanah-tanah bekas konsesi, menurutnya harus segera dikembalikan ke negara. Banyak tanah tersebut dibiarkan terlantar. Dia meminta Nusron mengambil alih tanah-tanah tersebut.

Menurut Nusron, pihaknya bukan hanya diminta menyelamatkan tanah terlantar milik negara saja, lebih jauh Nusron bilang ada diskusi antara dirinya dengan CEO BPI Danantara Rosan Roeslani untuk mengalihkelolakan tanah terlantar milik negara di bawah Danantara.

Dia menjelaskan, ada beberapa tanah negara yang terlantar dan diambil alih Bank Tanah. Tanah ini mulanya tanah negara yang dikonsesikan dengan berbagai pihak, namun konsesi itu tak diperpanjang dan masuk kategori terlantar sehingga diambil alih oleh Bank Tanah.

"Ini kita lihat. Perintahnya adalah sudah berapa yang sudah pernah dikasih, tapi jatuh tempo dan tidak diperpanjang gitu lho. Nah, ini yang kemudian diserahkan. Biasanya ini masuk kategori tanah-tanah terlantar, diserahkan kepada Bank Tanah," papar Nusron usai Sidang Kabinet Paripurna.

Aset-aset negara yang terlantar akan dicaplok Danantara. Nusron belum mau bicara seberapa luas tanah negara yang terlantar dan mau dicaplok Danantara itu. Keputusan mencaplok pun belum final, semua masih dalam tahap diskusi.

"Nah, aset Bank Tanah ini nanti yang memang sedang kami diskusikan. Apakah bisa atau tidak? Diskusi ya. Tadi saya sudah bicara sama Pak Rosan juga untuk dikonsolidasikan dalam Danantara," jelas Nusron.

Simak juga Video 'Pesan Prabowo ke Para Dirut BUMN: Tinggalkan Praktik-praktik Zaman Dulu':




(hal/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork