Jakarta -
Seiring makin banyaknya perusahaan kartu kredit yang menawarkan beragam reward (imbal hadiah) menarik, para pemegang kartu kredit harus lebih cerdas. Banyak yang berencana menukar reward kartu kreditnya untuk membiayai liburan panjang nanti.
Menurut Capital One Rewards Barometer yang mensurvey seperempat pemegang kartu kredit di AS, separuh responden yang akan membayar biaya berlibur panjang dengan reward kartu kreditnya meningkat 42% dibandingkan tahun lalu.
Bahkan saat berbagai maskapai penerbangan 'mengencangkan ikat pinggang' dan menaikkan harga, beberapa pemegang kartu kredit spesial maskapai penerbangan tertentu kini bisa menikmati keuntungan ekstra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Maskapai penerbangan mulai mengenakan biaya untuk berbagai hal, namun dengan reward kartu kredit spesial maskapai penerbangan, Anda bisa mendapatkan berbagai keuntungan. Misalnya, gratis biaya satu bagasi dan boarding prioritas,” kata Erik Larson, presiden dan pendiri NextAdvisor.com, dikutip dari DailyFinance, Rabu (21/6/2012).
Bagaimana pun juga, seringkali kartu kredit yang menawarkan reward khusus dikenakan suku bunga dan biaya administrasi yang lebih tinggi dibandingkan kartu biasa. Reward dihitung dari banyaknya penggunaan atau sistem poin. Jadi kartu kredit bukanlah pilihan keuangan yang bisa diaplikasikan bagi semua orang.
Inilah 6 cara cerdas memanfaatkan reward kartu kredit tanpa harus menanggung segunung utang:
Sebelum mengajukan aplikasi kartu baru, analisalah pola belanja Anda. Dimana dan bagaimana Anda menggunakan kartu kredit. Apakah Anda merupakan tipe yang sering bepergian dengan pesawat dari maskapai tertentu?Atau Anda lebih sering menggunakan kartu kredit untuk belanja kebutuhan sehari-hari?
“Jika Anda mengajukan aplikasi untuk dapat poin bonus dari sebuah maskapai, kartu ini mungkin bukan pilihan terbaik jika nanti Anda tidak naik maskapai itu terus,” kata Amber Stubbs, senior managing editor di situs pembanding kartu kredit, CardRatings.com.
Pertimbangkan juga biaya-biaya yang dibebankan dalam kartu tersebut. Kartu reward maskapai penerbangan justru senang mengenakan biaya tahunan karena pola penggunanya cenderung loyal. “Jika Anda sering menggunakan kartu itu, biaya tahunan biasanya bukan masalah karena Anda bisa mendapatkan lebih dari yang sudah Anda belanjakan,” kata Stubbs.
“Jika Anda jarang-jarang menggunakan kartu kredit, Anda harus berhitung lebih cermat. Kalau tidak, mungkin Anda akan menghabiskan ribuan dolar sebelum balik modal,” sambungnya. Pertimbangkan juga betapa rumitnya proses penukaran poin reward. Kalau masih ragu, Larson menyarankan untuk memilih kartu yang menawarkan cash back karena sangat jelas apa yang Anda dapatkan sesuai dengan apa yang Anda belanjakan.
Selain salah memilih kartu, kesalahan terbesar yang kerap dilakukan pemegang kartu kredit ber-reward adalah sengaja tidak membayar lunas semua tagihan di akhir bulan. Menurut Larson, APR kartu kredit biasa mungkin 2 – 4 poin lebih rendah, jadi membiarkan ada sisa tagihan di kartu kredit ber-reward akan mengenakan biaya lebih tinggi.
John Ulzheimer, presiden Consumer Education di SmartCredit.com membandingkan program reward dengan sebuah buffet. “Anda punya satu orang yang makan banyak dan 1.000 orang yang tidak akan makan hingga mencapai US$ 7,99. Ke-1.000 orang ini menyeimbangkan satu orang yang makannya paling banyak,” kata John. Jika Anda menyisakan tagihan di kartu ber-reward, berarti Anda mensubsidi reward Anda sendiri dan reward pemegang kartu lain.
Bagi beberapa konsumen, kartu kredit ber-reward menciptakan alasan untuk belanja lebih banyak demi mengumpulkan poin. Hal ini bisa membuat Anda terjeblos ke dalam masalah keuangan jika tidak bisa membayar tagihannya. Stubbs menyarankan supaya Anda memperlakukan kartu kredit seperti rekening tabungan biasa.
“Awasi rekening itu baik-baik. Jika sudah melampaui separuh anggaran dan baru pertengahan bulan, Anda tahu harus mengerem pengeluaran. Sebelum mengeluarkan kartu Anda, bertanyalah pada diri sendiri. Apakah saya rela membeli ini jika menggunakan kartu debit? Jika jawabannya tidak, Anda mungkin akan berpikir ulang sebelum tergoda membeli barang tersebut,” kata Stubbs.
Merencanakan liburan ramai-ramai atau makan bareng teman satu kantor di restoran? Anda yang bayar. Cara seperti ini bisa membantu Anda mengumpulkan poin reward lebih cepat. Tentunya, jangan lupa minta teman-teman Anda bayar bagiannya.
Stubbs sendiri menggunakan strategi ini. “Setiap tahun saya dan suami berlibur bersama pasangan lain. Saya yang booking dengan reward dan minta mereka bayar tunai,” kata Stubbs. Kunci strategi ini adalah, hanya terapkan dengan orang yang bisa dipercaya akan membayar 'utangnya' tepat waktu dan belanjakan uang tunai dengan bijaksana. Anda juga bisa menghemat waktu dengan tak perlu ke ATM.
Jika Anda bekerja di perusahaan yang memproses pengeluaran dalam jangka waktu tertentu, Anda bisa diuntungkan dengan minta reimburse. “Tergantung dari perusahaan. Beberapa memproses reimburse cepat, ada juga yang tidak. Tapi tidak ada yang mau memberikan karyawannya pinjaman bebas bunga,” kata Ulzheimer.
Melakukan pembayaran berkala seperti premi asuransi atau keanggotan gym memungkinkan Anda mendapat poin reward lebih banyak setiap Anda belanja. Ulzheimer juga melakukan hal ini, namun dia mengingatkan konsumen jangan sampai lupa mengatur pembayaran otomatis. “Rajin-rajinlah mengecek supaya tidak ada kesalahan. Kadang-kadang dengan penagihan otomatis, konsumen jadi malas dan tidak mengecek penagihan ganda atau nominal salah,” kata Ulzheimer.
Mengumpulkan poin banyak-banyak tidak akan ada gunanya jika Anda tidak pernah menggunakannya. “Seringkali, orang-orang tidak melihat tanggal kadaluarsanya dan poinnya malah hangus,” kata Stubbs. Jika kartu Anda punya deadline untuk reward-nya, pasang alarm atau tandai kalender Anda supaya bisa menukar sebelum hangus. Catat juga biaya penukaran atau tanggal blackout.
Halaman Selanjutnya
Halaman