Berikut adalah pernyataan Yellen usai rapat The Fed Rabu malam:
"Kami memastikan target suku bunga 0,25%. Hanya karena kami menghapus kata sabar dalam pernyataan, bukan berarti kami tidak sabar. Kami menilai kondisi ekonomi belum pasti akan membaik saat pertemuan April mendatang. Kenaikan suku bunga bisa terjadi di pertemuan-pertemuan selanjutnya, tergantung situasi ekonomi.
Kami menegaskan, pertemuan kali ini jangan diartikan bahwa kami mengindikasikan sudah menentukan waktu untuk menaikkan suku bunga. Kami juga menegaskan, kenaikan suku bunga belum tentu akan dilakukan Juni, meski kami juga belum bisa bilang tidak."
Omongan singkat Yellen tersebut membuat pelaku pasar pun langsung bergerak. Bursa saham dan mata uang negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) bergerak menguat, karena diperkirakan kenaikan suku bunga di AS belum akan terjadi dalam waktu dekat. Rupiah pun menguat, di mana saat ini dolar sudah meninggalkan level Rp 13.000.
Dollar Index (perbandingan dolar AS dengan sejumlah mata uang utama dunia) juga turun. Saat ini, Dollar Indeks berada di posisi 98,005. Sebelumnya, Dollar Index sempat menyentuh level 100.
"The Fed dan pelaku pasar sudah berjalan di jalur yang sama soal kenaikan suku bunga. Mereka ingin kebijakannya tidak hanya mendukung ekonomi AS, tetapi seluruh dunia," tutur David O'Malley, CEO Penn Mutual Asset Management.