OJK: Baru 30 dari 100 Orang RI yang Paham Produk dan Jasa Keuangan

OJK: Baru 30 dari 100 Orang RI yang Paham Produk dan Jasa Keuangan

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 24 Jan 2017 16:32 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja merilis Survey Nasional dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2016. Dalam survey tersebut, tingkat literasi produk dan jasa keuangan sebesar 29,66% dan iklusi produk dan jasa keuangan sebesar 67,82%.

Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtuti Soetiono, mengungkapkan indeks tersebut naik dari survey tahun 2013 yakni literasi keuangan 21,84%, dan indeks inklusi keuangan 59,74%.

Literasi keuangan sendiri merupakan pemahaman masyarakat atas produk dan jasa yang ditawarkan lembaga keuangan. Sementara inklusi keuangan yakni penggunaan produk dan jasa dari lembaga keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya dengan literasi keuangan 29,66%, artinya dari 100 orang Indonesia baru 30 orang yang sudah memahami produk dan jasa keuangan. Sementara dari 67,82%, artinya baru 68 dari 100 orang sudah menggunakan produk dan jasa keuangan," jelas Kusumaningtuti di Restoran Seribu Rasa, Jakarta, Selasa (24/1/2017).

Dia merinci Provinsi DKI Jakarta memegang tingkat literasi tertinggi yakni 40%, sementara tingkat literasi terendah yakni Papua Barat 19,27%. Untuk indeks inklusi keuangan tertinggi DKI Jakarta yakni 78,18%, dan terendah juga di Papua Barat 58,55%.

"Jakarta masih yang paling tinggi, dan terendah di Papua Barat," jelas Kusumaningtuti.

Dari produk dan jasa keuangan tersebut, literasi tertinggi yakni perbankan 29,66%, asuransi 15,76%, dana pensiun 10,91%, lembaga pembiayaan 13,05%, pegadaian 17,82%, dan pasar modal 4,4%.

Sementara untuk indeks inklusi per sektoral yakni perbankan 63,63%, asuransi 12,08%, dana pensiun 4,66%, lembaga pembiayaan 11,85%, pegadaian 10,49%, dan pasar modal 1,25%. (idr/mkj)

Hide Ads