Dadang Sadarudin selaku Ketua RT 2 mengatakan UN Swissindo masih melakukan kegiatan kumpul-kumpul hingga saat ini. Meskipun OJK dan Satgas Waspada Investigasi telah menghentikan kegiatannya.
Menurut Dadang, warganya merasa terganggu dengan keberadaan UN Swissindo. Enam hari lalu, sambung Dadang, warganya benar-benar terusik. Dadang dan warga Girya Caraka pun menggeruduk markas UN Swissindo.
"Intinya sih warga resah. Kemarin itu masalahnya, pengikutnya (UN Swissindo) itu kayak orang stres. Teleponan sambil jalan, kan menganggu keamanan di kompleks," kata Dadang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah dua kali lapor ke polisi, pertama tahun 2016 dan kedua tahun 2017. Sekarang masih ada kegiatan. Tapi, setelah digeruduk itu tidak terlalu ramai," tuturnya.
Dadang mengatakan UN Swissindo mulai bermarkas di Griya Caraka sejak 2010. Tiga tahun setelah Dadang pindah ke Griya Caraka. Menurut Dadang, awalnya warga Griya Caraka tak menaruh curiga terhadap keberadaan UN Swisindo. Namun, setelah pengikutnya bertambah banyak, warga mulai resah.
"Kami menolak pas ramai, banyak mobil, bus terparkir. Ada yang dari Sulawesi, Kalimantan, Jawa Timur, dan lainnya. Selain itu, pengikutnya sempat menggunakan masjid di kompleks untuk istirahat atau tidur. DKM sempat complain. Katanya sebelum di sini itu (markasnya) di Plumbon, tapi diusir warga. Terus ke sini," kata Dadang.