Setengah Tahun, Bunga Acuan BI Sudah Naik 3 Kali

Setengah Tahun, Bunga Acuan BI Sudah Naik 3 Kali

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 30 Jun 2018 10:25 WIB
Setengah Tahun, Bunga Acuan BI Sudah Naik 3 Kali
Foto: Rengga Sancaya

Ekonom LPEM FEB UI Febrio Kacaribu memprediksi Bank Sentral akan menaikkan suku bunga. Hal ini dilakukan untuk meredakan pelemahan nilai tukar Rupiah akibat penguatan dolar AS yang makin perkasa.

"Kami melihat bahwa BI perlu menyamai pengetatan yang dilakukan oleh The Fed atau menaikkan bunga setidaknya sebanyak empat kali hingga Desember 2018. Kenaikan ketiga perlu dilakukan pada rapat kali ini untuk memberi sinyal kuat ke pasar keuangan bahwa BI berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah," kata dia dalam keterangannya, Jumat (29/6/2018).

Dalam riset dijelaskan kenaikan imbal hasil aset berdenominasi dolar AS dan defisit neraca perdagangan Indonesia masih menjadi faktor utama pelemahan Rupiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor pertama dipicu oleh sinyal the Fed yang makin kuat untuk menaikkan suku bunga sebanyak empat kali tahun ini, atau lebih ketat dibandingkan ekspektasi pasar di bulan lalu yaitu tiga kali kenaikan suku bunga.

Menurunnya perbedaan imbal hasil antara aset berdenominasi mata uang negara berkembang dan dollar AS mendorong arus modal keluar di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Relatif terhadap negara berkembang lain, pelemahan nilai tukar yang terjadi di Indonesia hingga saat ini masih cukup terkendali, meskipun nilai tukar US$ terhada rupiah menembus batas psikologis 14.000.

Sinyal the Fed untuk mengetatkan kebijakan moneter yang melebihi ekspektasi pasar bulan lalu serta berlanjutnya defisit neraca perdagangan Indonesia mengubah kondisi yang dihadapi Bank Indonesia.

"Bank Indonesia sebenarnya masih memiliki ruang yang cukup untuk melakukan intervensi langsung di pasar valas, namun tekanan yang timbul dari perbedaan imbal hasil antara aset dalam mata uang US$ dan Rupiah serta peningkatan nilai impor membuat ongkos untuk menahan pelemahan Rupiah menjadi sangat mahal," ujar dia.

(eds/eds)
Hide Ads