H. Basgun merupakan pengepul cumi-cumi di Pulau Messah. Sebelumnya ia hanya seorang nelayan dengan penghasilan maksimal Rp 150 ribu per hari. Uang sebesar itu dirasanya sangat pas-pasan untuk keperluan melaut, dapur dan pendidikan anak.
"Kalau dibilang cukup, kurang pak. Itu termasuk biaya anak. Saya juga beli solar segala macam," tuturnya ketika ditemui detikFinance, Minggu (24/2/2019) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pengepul Teripang Laut Beromzet Puluhan Juta |
Agar dapur ngebul, anak tetap sekolah dan usaha jalan terus, nelayan di tempat tinggalnya terbiasa meminjam uang kepada pemodal. Mereka menyebutnya dengan bos. Begitu pun dengan H. Basgun.
Dulu sewaktu jadi nelayan, di saat kebutuhan hidup sudah mendesak, dia terpaksa meminjam kepada bos. Namun potongan yang diberikan cukup besar.
"Penjualan itu biasanya Rp 70 ribu itu bisa diambil Rp 65 ribu karena uang bos dipakai. Jadi kalau dia 3 tahun tidak bisa lunasi utang, semakin diturunin harga kita," ucapnya.
Setelah menjadi pengepul cumi-cumi, perekonomian H. Basgun meningkat. Dalam sehari dia bisa mendapat penghasilan sampai Rp 500 ribu. Jika dirata-rata per bulannya ia bisa mengantongi omzet Rp 8 juta.
H. Basgun juga telah menambah satu perahu untuk mendukung usahanya. Modalnya ia pinjam dari Bank BRI sebesar Rp 50 juta di bank terapung Bahtera Seva II.
"Alhamdulillah sejak saya dapat bantuan, anak saya bisa kuliah sampai S1 bahkan 1 sudah selesai sarjana perhubungan. Ini berkat bantuan BRI. Kalau sebelumnya ya namanya hidup jadi nelayan kadang lebih kadang kurang," ungkapnya.
Layanan bank terapung BRI pun mempermudah dalam melakukan transfer. Jika anaknya yang kuliah di Semarang membutuhkan dana, dia tak perlu pergi ke Labuan Bajo lagi.
"Kebetulan saya punya anak di Semarang jadi kalau saya ada simpanan di BRI, begitu saya masuk kapal jadi saya langsung transfer. Kadang Rp 5 juta kadang Rp 15 juta kalau dia butuh uang banyak," pungkasnya. Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva.