Bikin Rekening Semudah Chatting

Bikin Rekening Semudah Chatting

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 27 Mei 2019 07:20 WIB
Bikin Rekening Semudah Chatting
Foto: Tim Infografis Zaki Alfarabi

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan dengan gencarnya digitalisasi perbankan ini maka akan memberikan ancaman untuk para pekerja di bagian front office. "Ini bisa menimbulkan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk bagian front office seperti teller dan customer service, karena pekerjaan lebih efisien dengan teknologi," ujar Bhima saat berbincang dengan detikFinance.

Dia mengungkapkan, arus digitalisasi memang tidak bisa dihambat oleh manusia, tetapi harus diikuti agar tetap stabil dan tak oleng oleh derasnya arus tersebut. "Yang terbaik adalah kolaborasi dan lakukan perubahan secara internal kalau mau tetap survive," jelas dia.

Menurut Bhima, dengan ancaman yang mendekati petugas bank, maka harus diantisipasi dengan menciptakan dan meningkatkan skill baru untuk perkembangan ke depannya. Hal ini bisa disiasati dengan belajar hal baru di luar bidang keahlian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bhima mengatakan, pegawai yang bertahan adalah pegawai yang bisa memberi nilai plus ke bank. "Kalau dia relationship manager tetapi juga punya skill digital, pastinya akan jadi lead customer experience, makin dibutuhkan oleh bank," imbuh dia. Namun bank masih membutuhkan pegawai untuk pos strategic management, IT Developer, dan fraud detector.

Pengamat Perbankan Paul Sutaryono menyampaikan saat ini industri perbankan memang sudah terkena disrupsi teknologi sehingga beberapa posisi bisa kelak tergusur kecanggihan IT. Karena itu langkah bank untuk menggali aneka produk dan jasa dengan platform teknologi bisa membuat bank tetap eksis.

"Pegawai bank suka tak suka harus meningkatkan kompetensi mereka supaya mampu menghadapi tantangan yang lebih berat ke depannya. Ini juga supaya mereka tidak gagap teknologi," jelas dia.

Pengamat ekonomi, Aviliani mengatakan para pekerja juga harus mempersiapkan di era digital ini. Pasalnya, memang akan terjadi perubahan yang signifikan oleh teknologi.

"Pekerjanya juga harus mempersiapkan diri, ke depan akan ada shifting besar-besaran dari konvensional ke digital yang memerlukan sedikit tenaga manusia. Harus punya skill lain agar bisa bertahan," jelas dia.

Selain itu era persaingan bebas pada 2020 di masyarakat ekonomi Asean (MEA) sektor keuangan, pasti bank sudah memilah bagian mana yang akan dipangkas untuk bisa bersaing dengan negara asing.

Dia menjelaskan, saat ini masyarakat juga semakin melek dengan teknologi. Bank harus mengikuti perkembangan zaman. Dia mencontohkan, dulu semua orang jika ingin bertransaksi harus ke kantor cabang atau ke mesin ATM.

"Tapi sekarang shifting-nya ke mobile dan internet banking. Jadi tidak perlu ketemu orang kan dalam hal ini front office atau customer service bank? Bisa dilakukan sendiri. Memang akan ada shifting juga melalui teknologi," jelas dia.

Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia (SPI) edisi Maret 2019 jumlah kantor bank umum tercatat 31.656 unit, jumlah ini terus menurun jika dibandingkan dengan periode 2015 yang mencapai 32.949, kemudian tahun 2016 sebanyak 32.730 kemudian memasuki 2017 32.285 lalu pada 2018 31.616.

(kil/ang)
Hide Ads