"Rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran 3,5% plus minus 1% akan tetap berada dalam sasaran 3% pada 2020," kata dia di kantor BI, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019).
Kedua, lanjut dia, adalah kepercayaan bahwa imbal hasil investasi masih akan menarik meski suku bunga acuan BI turun.
"Tetap menariknya imbal hasil keuangan domestik, bisa diukur perbedaan suku bunga baik dalam riil policy rate 2,5% diferensialnya kemudian nominal interest rate diferensial kalau terkait cover 4,16% kalo uncover tanpa premi risiko 5,74%," jelasnya.
Terakhir, adalah untuk meningkatkan penyaluran kredit oleh pihak perbankan yang diharapkan bisa mendorong percepatan perekonomian nasional.
"Sebagai langkah pre emptive untuk dorong momentum perekonomian ke depan dari dampak perlambatan ekonomi ke depan. Indonesia beruntuk pertumbuhan ekonomi momentumnya terus berlanjut, tapi kita harus antisipatif dari risiko perlambatan ekonomi global dan penurunan suku bunga ini sebagai pre emptive untuk dorong ekonomi Indonesia ke depan," tegasnya.