Kemudian suku bunga simpanan berjangka atau deposito juga mengalami penurunan untuk tenor 1 bulan bunganya 6,17%, tenor 3 bulan 6,48%, tenor 6 bulan 7,01% dan tenor 12 bulan 6,96%.
Penurunan suku bunga simpanan memang lebih cepat jika dibandingkan dengan suku bunga kredit, seiring dengan penurunan suku bunga acuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini alasan kenapa kemarin kita tidak menurunkan suku bunga BI. Kalau di pasar uang, penurunan bunga itu sudah terlihat sekali, bunga acuan sudah turun 100 bps bunga di pasar uangnya juga sekitar segitu," kata Destry kepada detikcom, akhir pekan lalu.
Sedangkan untuk bunga kredit memang masih di bawah 100 bps. Namun dia menyebut, bagi pasar suku bunga kredit bukanlah hal yang terlalu penting.
"Karena kalau dilihat dari permintaan kredit membuktikan bunga itu bukan segalanya. Itu yang pertama. Kedua, bank saat ini sekarang sedang berkonsolidasi, mereka mengalami masa yang sulit dengan kondisi global seperti ini," jelas Destry.
Hal ini karena masih lambatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menyebabkan para investor menahan diri sehingga bank juga memiliki waktu untuk berkonsolidasi, membenahi rasio kredit bermasalah.
Selanjutnya dari sisi permintaan, saat ini memang sedang berada dalam mode wait and see. Karena itu BI berupaya untuk mengimbangi dengan kebijakan makroprudensial dan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sektor strategis mana yang bisa didorong untuk pertumbuhan.
Menurut Destry, Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas karena akan mempengaruhi confidence pasar. Apalagi saat ini inflasi nasional terjaga dan stabil. Ke depan daya beli diprediksi akan semakin kuat dan orang akan meningkatkan konsumsi.
(kil/zlf)