Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkap banyak masalah yang ada di Jiwasraya hingga membuat gagal bayar. Masalah-masalah yang dimaksud mulai dari investasi asal-asalan, hingga adanya konflik kepentingan di manajemen.
BPK telah melakukan dua kali pemeriksaan terhadap Jiwasraya. Pertama pada 2018, dan kedua 2019. Dalam pemeriksaan pertama itu, BPK mendapatkan 16 temuan terkait dengan pengelolaan bisnis, investasi, pendapatan, dan biaya operasional Jiwasraya tahun 2014-2015.
Jiwasraya membukukan kerugian Rp 13,7 triliun pasca September 2019. Pada posisi November 2019 Jiwasraya diperkirakan mengalami negatif ekuitas sebesar Rp 27,7 triliun. Kerugian itu karena Jiwasraya menjual produk saving plan dengan cost of fund (COF) yang sangat tinggi di atas bunga deposito dan obligasi yang dilakukan secara masif sejak 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mendengar ada isu korupsi di Asabri yang mungkin itu tidak kalah fantastisnya dengan kasus Jiwasraya. Di atas Rp 10 triliun itu," kata Mahfud Md di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).
"Asabri itu punya orang kecil. Itu punya prajurit. Polisi, tentara yang pensiun-pensiun yang pangkatnya kecil. Itu kan banyak yang nggak punya rumah, nggak bisa keluar," sambung Mahfud Md.
Mendapat instruksi langsung dari orang nomor satu di Indonesia, Sri Mulyani pun menyatakan siap untuk menyelesaikan kedua masalah perusahaan pelaytmerah tersebut.
Sri Mulyani kemarin menghadap Presiden Jokowi dalam rangka usul perombakan pejabat eselon I di Kementerian Keuangan. Usulan tersebut disampaikan kepada Tim Penilaian Akhir (TPA) yang diketuai langsung oleh Jokowi.
"Ini untuk TPA, pengajuan eselon satu," kata Sri Mulyani di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Balik lagi ke masalah Jiwasraya dan Asabri, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku siap berkolaborasi dengan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menyelesaikan sisi ekonominya.
"Kita akan terus, pak menteri BUMN akan terus menyiapkan langkah-langkah. Nanti akan terus dimatangkan. Ya kita akan berkoordinasi," tegas Sri Mulyani.
Sayangnya, Sri Mulyani mengaku belum bisa membicarakan masalah tersebut lebih detil lagi. Pasalnya beberapa upaya penyelamatan sedang disusun oleh Menteri BUMN.
(hek/ang)