Pendiri Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya Cipta Henry Surya buka suara soal kasus gagal bayar kepada para nasabahnya. Henry menegaskan bahwa pihaknya tak akan lari dari tanggung jawab.
Henry mengatakan pihaknya dan KSP Indosurya tengah mengevaluasi, apa yang membuat KSP Indosurya tidak bisa melaksanakan kewajibannya kepada para nasabah.
"Selama ini kami dikesankan menghindar dan tak bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi. Padahal, kami mengambil sikap pasif karena kami sedang mengkaji dan mengevaluasi secara komprehensif permasalahan yang terjadi," tutur Henry lewat keterangannya, Jumat (19/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemberitaan saat ini terhadap KSP Indosurya tidak fair, saya terzalimi oleh opini oknum tertentu. Kami memahami kesulitan anggota. Kehadiran saya sebagai pendiri KSP di sini untuk membantu penyelesaian kewajiban. Tapi kami sedang mempersiapkan skema yang tepat," tegasnya.
Henry memastikan akan membantu penyelesaian kewajiban KSP Indosurya Cipta kepada anggota koperasi atau nasabah. Sejauh ini, dirinya menyebut pengurus KSP Indosurya tengah menyiapkan proposal skema penyelesaian agar dana nasabah bisa dikembalikan atau diselesaikan.
"Sekiranya proposal skema penyelesaian ini menjadi jalan keluar untuk membuktikan keseriusan kami untuk mengembalikan hak dari para anggota dan calon anggota KSP Indosurya," kata Henry.
Kuasa hukum Henry, Juniver Girsang menyatakan bahwa tidak ada niat jelek sedikitpun dari Henry sebagai pendiri dalam menggunakan uang nasabah untuk hal yang tak semestinya. Apalagi kabur dan menghilang membawa kabur uang anggota atau nasabah.
"Kalau dia (Henry) nakal, sudah lama dia kabur," kata Juniver.
Juniver menjelaskan mengapa KSP Indosurya tak mampu membayar hak nasabahnya. Apa alasannya?
Juniver menyebut gagal bayar KSP Indosurya yang disebut-sebut hampir mencapai Rp 14 triliun merupakan dampak sistemik dari kasus-kasus yang terjadi pada industri keuangan.
Hal tersebut disebut ikut menjatuhkan citra dan kepercayaan publik pada industri keuangan, termasuk para anggota KSP Indosurya. Ujungnya, banyak anggota KSP yang menarik uangnya secara berbarengan dengan masif.
Di saat yang sama, pandemi COVID-19 mulai melanda dan membuat KSP tak bisa melunasi kewajibannya. Ketidakseimbangan tersebut membuat KSP kekeringan likuiditas.
"Ini akibat sistemik dari kondisi yang ada mulai tahun 2019. Sejak itu, nasabah itu tidak lagi banyak aktif dan kemudian perputaran yang selama ini lancar menjadi tersendat. Hal yang bermasalah dana di KSP Indosurya di-rush. Jadi pada saat situasi sejenis terangkat, akhirnya berpengaruh ke Indosurya," jelas Juniver.
(zlf/zlf)