Gara-gara Corona, Nasib Perbankan AS Ada di Ujung Tanduk

Gara-gara Corona, Nasib Perbankan AS Ada di Ujung Tanduk

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 14 Jul 2020 09:48 WIB
Bendera Amerika Serikat AS
Foto: Dok. Anadolu Agency

Di luar kebangkrutan dan pengangguran yang tinggi, profitabilitas bank dihancurkan oleh suku bunga yang sangat rendah. Pasalnya, bank memperoleh pendapatan dari selisih antara bunga yang dibebankan pada pinjaman dan apa yang dibayarkan pada deposito. Saat ini, selisih itu sangat tipis yang mengakibatkan bank sulit memperoleh keuntungan.

Apalagi, bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed telah memberikan sinyal untuk mempertahankan suku bunga 0% lebih lama lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut mengakibatkan harga saham bank-bank AS jatuh terpuruk. KBW Bank Index (BKX) telah kehilangan lebih dari sepertiga nilainya tahun ini, tertinggal jauh dari penurunan 2% untuk S&P 500 pada tahun 2020.

Nilai saham Wells Fargo telah turun 54% sepanjang tahun 2020. Lalu, harga saham bank-bank super-regional seperti PNC (PNC) dan Bancorp AS telah anjlok sekitar 40% masing-masing. Keduanya diperkirakan akan mencatat penurunan tajam pada pekan ini.

ADVERTISEMENT

Selain kondisi yang menavigasi pasar, bank juga bergulat dengan meningkatnya kasus Corona di negara bagian Sun Belt termasuk Texas, Arizona dan Florida.

Menurut analisis Morgan Stanley, Bank of America memiliki deposito sebesar US$ 591 miliar di 50 negara teratas di seluruh AS yang telah mencatat rekor kasus Corona terbaru selama satu bulan terakhir. Begitu juga dengan JPMorgan (US$ 427 miliar), Wells Fargo (US$ 389 miliar), dan US Bancorp (US$ 151 miliar). Angka tersebut menunjukkan bahwa bank-bank di atas punya pengaruh yang sangat besar terhadap nasib dolar AS.



Simak Video "Video: Warga AS yang Ungkap Rahasia Militer Ukraina Diangkat Jadi WN Rusia"
[Gambas:Video 20detik]

(ara/ara)

Hide Ads