Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto mengungkapkan penurunan bunga acuan menjadi 4% ini sesuai dengan pertimbangan BI untuk prakiraan inflasi yang rendah, stabilitas eksternal terjaga dan sebagai langkah lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
"Apalagi juga ada penekanan bahwa kebijakan moneter tersebut juga konsisten dengan kebijakan fiskal yang sama sama countercyclical dan longgar atau dovish sehingga diharapkan bisa menstimulasi sektor riil dan perbankan," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data survei perbankan Indonesia kuartal II-2020 yang dirilis BI, rata-rata suku bunga kredit modal kerja diprakirakan menjadi 10,72% dan kredit investasi 10,75%. Kemudian untuk kredit konsumsi diprakirakan menjadi 12,93%.
"Pada jenis kredit konsumsi, penurunan suku bunga terbesar terjadi pada kartu kredit sebesar 20 bps, diikuti oleh kredit kendaraan bermotor dan kredit multiguna masing-masing sebesar 12 bps dan 6 bps," tulis laporan BI, Kamis (16/7/2020).
Kemudian pada kuartal III-2020 rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh bank atas dana nasabah yang ditempatkan atau cost of fund (CoF) dalam rupiah diprakirakan turun 22 bps dari triwulan sebelumnya menjadi 5,38%.
Sementara biaya dana yang dioperasionalkan (ditempatkan) oleh perbankan untuk memperoleh pendapatan atau cost of loanable fund (CoLF) dalam rupiah juga diprakirakan turun 9 bps menjadi 8,20%.
Sekadar informasi, hari ini BI akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) salah satunya adalah kebijakan bunga acuan. Saat ini bunga acuan BI berada di kisaran 4,25%. Kalangan ekonom memprediksi terjadi pemangkasan kembali bunga acuan hari ini.
Simak Video "Video: Bi Bi Bi, Tradisi Unik Warga Probolinggo Sambut Hari ke-27 Ramadan "
[Gambas:Video 20detik]
(kil/fdl)