Bank Sentral AS Kembali Tahan Bunga Acuan di 0%

Bank Sentral AS Kembali Tahan Bunga Acuan di 0%

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 30 Jul 2020 12:03 WIB
U.S. President Donald Trump announces Jerome Powell as his nominee to become chairman of the U.S. Federal Reserve in the Rose Garden of the White House in Washington, U.S., November 2, 2017. REUTERS/Carlos Barria
Jerome Powell/Foto: Reuters
Jakarta -

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali mempertahankan suku bunga di kisaran 0%. Saat ini bunga acuan atau Fed Fund Rate berada di kisaran 0-0,25%.

Mengutip CNN, Kamis (30/7/2020), The Fed mempertahankan tingkat suku bunga dalam pembaruan kebijakan moneternya Rabu (29/7).

"Krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan sangat membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi dalam waktu dekat, dan menimbulkan risiko yang cukup besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun ekonomi mulai pulih setelah berhenti selama lockdown pada musim semi, kegiatan ekonomi masih jauh lebih rendah dibandingkan awal tahun.

"Apa yang ditunjukkan oleh data itu adalah bahwa laju pemulihan tampaknya telah melambat sejak kasus-kasus mulai melonjak pada Juni," kata Gubernur The Fed Jerome Powell.

ADVERTISEMENT

"Secara seimbang sepertinya data menunjukkan perlambatan dalam pemulihan," sambungnya.

Powell kembali menekankan bahwa sebagian besar beban krisis pandemi ditanggung oleh kaum minoritas dan perempuan, serta para pekerja berpenghasilan rendah.

Bank sentral, pada Selasa mengumumkan perpanjangan untuk berbagai fasilitas pinjaman pandemi, termasuk fasilitas pinjaman kepada usaha kecil dan menengah. Fasilitas yang ada akan berjalan sampai akhir tahun.

Pada hari Rabu, bank juga mengumumkan perpanjangan sementara garis swap likuiditas dolar AS dan fasilitas perjanjian pembelian kembali untuk bank sentral asing dan otoritas moneter internasional hingga Maret tahun depan. Perpanjangan ini akan memastikan likuiditas di pasar yang mendanai dolar di seluruh dunia.




(toy/ara)

Hide Ads