Bunga Acuan Sudah 4%, BI Berani Turunkan Lagi?

Bunga Acuan Sudah 4%, BI Berani Turunkan Lagi?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 19 Agu 2020 09:42 WIB
logo bank indonesia
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) bulanan periode Agustus 2020. Salah satunya adalah pengumuman terkait suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate. Saat ini bunga acuan BI berada di level 4%. Bunga ini merupakan yang terendah sejak April 2016.

Memang sejak periode 18 Juli 2019 BI terus melakukan pemangkasan bunga. Saat itu bunga acuan berada di level 6% kemudian terus dipangkas hingga 16 Juli 2020 menyentuh 4%. Kira-kira akan turun lagi nggak ya?

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Republik Indonesia Eric Sugandi mengungkapkan BI diprediksi akan menahan bunga di kisaran 4%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemangkasan lebih lanjut berisiko menekan rupiah dan tidak banyak manfaatnya untuk mendorong pertumbuhan kredit karena sisi permintaan kredit yang masih lemah (berkaitan dengan melemahnya daya beli masyarakat)," kata Eric dalam keterangannya, Rabu (19/8/2020).

Dia mengungkapkan BI juga memfasilitasi supply kredit, namun jika permintaan terhadap kredit masih lemah karena investor sektor riil masih belum agresif meminjam karena konsumsi rumah tangga yang masih tertekan.

ADVERTISEMENT

Riset LPEM FEB UI memandang jika BI harus mempertahankan suku bunga di tingkat 4% untuk menahan pelemahan rupiah saat ini dan memulihkan sentimen investor terhadap fundamental ekonomi domestik. Laporan tersebut menyampaikan COVID-19 ini memang berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kontraksi ekonomi yang terjadi pada kuartal II 2020 merupakan yang terparah sejak krisis keuangan Asia 1998. Beberapa sektor utama seperti manufaktur, perdagangan grosir dan eceran, konstruksi, transportasi dan akomodasi merupakan sektor yang paling terpukul akibat kebijakan pembatasan sosial yang bertujuan untuk menahan penyebaran virus.

"Perlambatan ekonomi juga tercermin sepenuhnya dari sisi pengeluaran di mana pertumbuhan negatif terlihat di semua komponen PDB," jelasnya.




(kil/fdl)

Hide Ads