PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) sudah berhasil mengumpulkan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,07 triliun pada September 2020. Angka tersebut meningkat 57% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Direktur Bank Jateng, Ony Suharsono mengatakan peningkatan laba bersih ini ditopang oleh beberapa kinerja perusahaan yang tumbuh, seperti kredit hingga dana pihak ketiga (DPK).
"Laba usaha posisi September sebelum pajak sudah mencapai Rp 1,07 triliun. Laba kita tumbuh 57%," kata Ony dalam acara CNBC Award 2020 secara virtual, Jumat (23/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut, kinerja kredit perusahaan sudah mencapai Rp 50,82 triliun atau tumbuh 2,89%. Sedangkan DPK sudah mencapai Rp 70,5 triliun atau tumbuh 13,01%. Lalu, aset perusahaan sudah mencapai sekitar Rp 86 triliun atau tumbuh 13,3%.
Untuk mempertahankan bisnis di tengah pandemi, Ony mengungkapkan Bank Jateng akan lebih fokus memaksimalkan potensi bisnis perbankan di wilayah Jawa Tengah. Salah satunya adalah memaksimalkan penempatan dana dari pemerintah pusat sebesar Rp 2 triliun.
"Jadi memang di dalam posisi ini dengan adanya program pemerintah dan situasi yang sulit kami kembali kepada fokus di Jateng," jelasnya.
Selain itu, Ony mengaku Bank Jateng juga akan bersinergi dengan pemerintah daerah mengenai pemanfaatan layanan khususnya dalam sektor pembayaran.
"Layanan kepada Pemda sangat masif lakukan, kami ini sudah seluruh Jateng Pemda melakukan non cash transaksi, CMS dari Bank Jateng, teknologi pembayaran kerja sama dengan Telkom, dan sudah dipakai UMKM di Jateng," ungkapnya.