Corona Bikin Penjualan KPR dan Kendaraan Lesu, Seberapa Parah?

Corona Bikin Penjualan KPR dan Kendaraan Lesu, Seberapa Parah?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 10 Nov 2020 13:16 WIB
Seorang nasabah menandatangani akad kredit dan perjanjian jual beli rumah pada salah satu kantor cabang BTN di Bogor, Jawa Barat. Seiring dengan berlakunya adaptasi baru atau New Normal, penjualan rumah mulai membaik sehingga mendongkrak Indeks Harga Rumah. Hasil riset Housing Finance Center Bank BTN menunjukkan pada triwulan III 2020 pertumbuhan House Price Indeks sebesar 4,29%  lebih tinggi dari 
triwulan II 2020 yang sebesar 3,93%. Rumah tipe 36 memiliki pertumbuhan harga tertinggi sebesar 4,52% (yoy) menandakan permintaan rumah tipe 36 tersebut masih tinggi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Foto: dok. Bank BTN
Jakarta -

Pandemi COVID-19 tak hanya mengganggu sektor kesehatan, tetapi juga perekonomian di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Perbankan juga terdampak virus Corona.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan Corona ini memang sangat terasa ke industri perbankan. Dia menyebutkan selama Corona penjualan kredit pemilikan rumah (KPR) hanya sekitar Rp 1 triliun.

"Karena COVID-19 pertumbuhan kredit terganggu, biasanya kita lepas KPR di zaman normal bisa Rp 2,5 triliun, saat ini Rp 1 triliun," kata Jahja dalam acara CNBC Indonesia, Selasa (10/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia selain KPR juga ada kredit kendaraan bermotor yang hanya Rp 90 miliar. Padahal jika era sebelum pandemi bisa mencapai Rp 2,5 triliun. Jahja mengungkapkan COVID-19 memang sangat mengganggu permintaan di pasar. Pasalnya orang-orang cenderung menahan belanja karena takut keluar rumah.

"Sulit mengembangkan sekarang ini, karena tidak ada permintaan di pasar. Tapi masih ada transaksi digital selama pandemi," jelas dia.

ADVERTISEMENT

Dia menyebutkan, digitalisasi menjadi salah satu cara untuk tetap menjaga transaksi perbankan. BCA memang fokus pada digitalisasi ini demi menekan penyebaran COVID-19.

"Digitalisasi ini penting, tapi kan masih ada juga yang butuh uang tunai," jelasnya.

(kil/fdl)

Hide Ads