Neraca Pembayaran RI Surplus US$ 2,1 Miliar

Neraca Pembayaran RI Surplus US$ 2,1 Miliar

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 20 Nov 2020 12:07 WIB
Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca pembayaran Maret 2014 surplus pada kisaran US$ 500 juta. Surplus ini didorong peningkatan ekspor non migas, yang telah terjadi beberapa bulan terakhir.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia pada kuartal 2020 surplus US$ 2,1 miliar. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengungkapkan surplus NPI ini karena adanya surplus transaksi berjalan, modal dan finansial.

Dia menjelaskan sejalan dengan perkembangan surplus NPI ini, posisi cadangan devisa pada akhir September 2020 naik jadi US$ 135,2 miliar. Atau setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah.

"NPI mencatat surplus sebesar US$ 2,1 miliar pada kuartal III 2020, melanjutkan capaian surplus sebesar US$ 9,2 miliar pada kuartal sebelumnya," kata dia dalam siaran pers, Jumat (20/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Onny menyebutkan pada kuartal III 2020 transaksi berjalan mencatat surplus sebesar US$ 1 miliar atau 0,4% dari PDB. Sebelumnya defisit tercatat US$ 2,9 miliar atau 1,2% dari PDB.

Surplus transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca barang seiring dengan perbaikan kinerja ekspor di tengah masih tertahannya kegiatan impor sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi oleh peningkatan defisit jasa perjalanan karena kunjungan wisatawan mancanegara yang masih rendah, serta peningkatan defisit jasa lainnya seperti jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi seiring peningkatan impor jasa untuk kebutuhan penunjang aktivitas masyarakat yang lebih banyak dilakukan secara daring selama pandemi COVID-19.

Sedangkan defisit neraca pendapatan primer meningkat, terutama didorong oleh pembayaran imbal hasil atas investasi langsung yang meningkat. Kemudian untuk transaksi modal dan finansial tercatat surplus US$ 1 miliar atau 0,4% terhadap PDB. Setelah mengalami surplus sebesar US$ 10,6 miliar atau 4,3% PDB pada kuartal sebelumnya.

Surplus tersebut ditopang oleh aliran masuk investasi langsung dan neto investasi lainnya, di tengah penyesuaian investasi portofolio seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Aliran masuk investasi langsung tetap terjaga sejalan dengan ekonomi domestik yang membaik.

Transaksi investasi lainnya mengalami surplus didorong oleh penarikan pinjaman Pemerintah dalam rangka mendukung pembiayaan penanganan COVID-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta penarikan simpanan sektor swasta di luar negeri, sejalan dengan kebutuhan pembayaran pinjaman luar negeri.

Sementara itu, investasi portofolio mencatat net outflows sebesar US$ 1,9 miliar, setelah mencatat net inflows sebesar US$ 9,8 miliar pada kuartal sebelumnya.

Dengan langkah stabilisasi dan penguatan bauran kebijakan Bank Indonesia, dan berkoordinasi erat dengan Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik tetap terjaga.

"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," jelas dia.


Hide Ads