Nilai Bitcoin terus merosot selama dua hari terakhir. Hal itu membuat kerugian mata uang digital itu mencapai lebih dari 10% dalam 48 jam dan melenyapkan sekitar US$ 100 miliar atau setara Rp 1.401 triliun (kurs Rp 14.018/US$) di pasar kripto.
Berikut 3 faktanya:
1. Harga Bitcoin Terus Merosot
Harga bitcoin merosot lebih dari 6% pada Kamis ke level US$ 31.310, jatuh di bawah level US$ 32.000 untuk pertama kalinya sejak 11 Januari berdasarkan data dari situs web industri CoinDesk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal koin digital paling berharga di dunia itu sempat mencapai US$ 41.940 pada awal bulan ini sebelum turun tajam pada minggu berikutnya. Seorang manajer aset digital mengatakan itu mungkin merupakan koreksi alami.
"Koreksi adalah bagian alami dari pasar mana pun dan sangat alami dalam ekosistem bitcoin," kata CEO Grayscale Investments, Michael Sonnenshein dikutip dari CNBC, Kamis (21/1/2021),
"Dari 2016-2017, kami mengalami 6 koreksi sekitar 30% atau lebih menuju level tertinggi baru," lanjutnya.
2. Rp 14.000 T Hilang Dalam 48 Jam
Ether, token kripto terbesar kedua berdasarkan nilai pasar juga turun sekitar 10% dari sebelumnya dua hari lalu. Koin tersebut mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$ 1.439 pada hari Selasa berdasarkan data Coin Metrics.
Penurunan nilai pasar dari semua cryptocurrency melenyapkan US$ 100 miliar dalam 48 jam terakhir, turun dari sekitar US$ 1,06 triliun menjadi sekitar US$ 945 miliar.
3. Perlu Dievaluasi
Pergerakan harga Bitcoin terbaru terjadi setelah Menteri Keuangan AS yang baru Janet Yellen memperingatkan tentang cryptocurrency yang digunakan terutama untuk pembiayaan ilegal.
Mantan Ketua Federal Reserve tersebut mengatakan bahwa pemerintah perlu memeriksa cara-cara yang dapat dilakukan untuk membatasi penggunaannya dan memastikan bahwa pencucian uang tidak terjadi melalui saluran tersebut.
(aid/dna)