COVID-19 atau virus Corona sudah satu tahun ada di Indonesia. Sudah setahun pandemi Corona sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang di Indonesia yang positif terinfeksi.
Dari kejadian tersebut perekonomian nasional mulai gonjang ganjing. Banyak kebijakan yang diambil oleh para pemangku kepentingan untuk merespon kejadian tersebut.
Salah satunya adalah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Pada periode 19-20 Februari Bank Sentral sudah mulai merespon dengan kebijakan pemangkasan bunga sebesar 25 bps menjadi 4,75%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian pada 19 Maret 2020 BI kembali memangkas bunga acuan menjadi 4,5%. Selanjutnya periode 18 Juni 2020 BI menurunkan bunga lagi menjadi 4,25%. Bulan berikutnya di periode 16 Juli 2020 bunga acuan kembali dipangkas menjadi 4%. Sempat bertahan hingga 4 bulan.
BI memangkas lagi bunga acuan ke level 3,75%. Kemudian pada 18 Februari 2021 BI memangkas bunga lagi di level 3,5% dan ini merupakan level yang paling rendah sepanjang sejarah. Hal ini dilakukan dalam setahun pandemi Corona.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bank sentral optimis dengan implementasi vaksinasi COVID-19 di banyak negara untuk membangun herd immunity dan mendorong mobilitas, serta berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter.
Suku bunga acuan sejak 2020 sudah turun 150 bps atau 1,5%. BI optimis pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi di negara maju ditopang terutama oleh Amerika Serikat (AS), sedangkan di negara berkembang didorong oleh perbaikan ekonomi China dan India.
Kinerja positif sejumlah indikator pada Januari 2021 mengonfirmasi berlanjutnya pemulihan ekonomi global tersebut setelah setahun pandemi Corona. Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur dan jasa di AS, China dan India melanjutkan fase ekspansi.