Melonjak 12,8%, Laba BNI Semester I 2021 Tembus Rp 5 T

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 16 Agu 2021 11:38 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah melaporkan kinerja keuangannya. Perusahaan pelat merah itu mencatat laba bersih 12,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5,02 triliun selama enam bulan awal tahun ini.

"Laba bersih meningkat 12,8% secara YoY atau sebesar Rp 5,0 triliun pada Semester I - 2021, menyusul pencadangan yang terus diperkuat menjadi 215,3% sebagai antisipasi dalam menghadapi potensi risiko kredit ke depan," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, dalam konferensi pers virtual, Senin (16/8/2021).

Pertumbuhan itu disebut didorong oleh dengan peningkatan pendapatan bunga dan non bunga. Pendapatan Bunga Bersih (NII) sebesar 18,2% secara YoY atau mencapai Rp 19,3 triliun

"Ini merupakan dampak dari pertumbuhan kredit sebesar 4,5% secara YoY, sehingga total kredit BNI mencapai Rp 569,7 triliun pada posisi Juni 2021," lanjutnya.

Sementara, pendapatan non bunga BNI meningkat 19,2 % menjadi Rp 6,8 triliun pada paruh pertama tahun 2021. Hasil itu didorong oleh hasil Fee Based Income yang kuat.

"Itu dihasilkan dari Fee Based Income yang kuat, baik dari, Pengelolaan Rekening dan Kartu Debit, ATM dan kanal layanan elektronik, Trade Finance, serta Marketable Securities," imbuhnya.

Kredit BNI yang meningkat, disebabkan adanya pertumbuhan kredit di sejumlah segmen bisnis perusahaan. Kredit pada Segmen Business Banking mencapai Rp 475,6 triliun atau tumbuh 3,5% dibandingkan tahun lalu.

"Pertumbuhan tertinggi berada pada segmen small business sebesar 20,6% yoy dengan baki debet mencapai Rp 91 Triliun, diikuti Corporate Private sebesar 7,9% yoy dengan Baki Debet mencapai Rp 179,1 Triliun," ungkapnya.

Adapun kredit pada segmen Consumer Banking mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,4% secara yoy atau mencapai Rp 92,8 triliun. Kredit Tanpa Agunan yang berbasis payroll mencatat pertumbuhan 19,6% secara yoy atau sebesar Rp 32,7 triliun, dan disusul oleh kredit pemilikan rumah yang tumbuh 6,3% YoY atau Rp 47,6 triliun.

"Pertumbuhan kredit konsumer juga dapat mengindikasikan mulai bergairahnya konsumsi masyarakat yang menopang pertumbuhan PDB Nasional," tutupnya.




(eds/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork