Digitalisasi di sektor perbankan terus didukung dengan meningkatnya penetrasi pengguna internet di Indonesia. Dari data Hootsuite disebutkan pengguna internet Indonesia mencapai 202,6 juta hingga pertengahan 2021 naik 16% dengan penetrasi 73,7%.
Selain itu ada 345,3 juta koneksi seluler di Indonesia jumlah ini setara dengan 125,6% dari total populasi. Dengan tingginya penetrasi internet itu, potensi ekonomid igital di Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 124 miliar pada 2025 mendatang.
Melihat peluang ini, Amar Bank dengan filosofi bahwa teknologi harus meningkatkan kehidupan masyarakat, berkomitmen untuk berperan dalam ekonomi digital di Indonesia dengan membangun ekosistem digital melalui pinjaman digital Tunaiku dan Digital Bank, Senyumku, yang dapat diakses dengan mudah hanya melalui mobile app.
Per 30 Juni 2021, aplikasi pinjaman digital, Tunaiku telah diunduh sebanyak 6,7 juta kali, menerima lebih dari 9 juta aplikasi pinjaman, dan berhasil memfasilitasi 600 ribu lebih total pencairan pinjaman. Pinjaman ini terkonsentrasi pada tiga tujuan produktif yakni renovasi rumah (36%), modal usaha (25%), dan pendidikan (13%).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak diluncurkan di tahun 2014, Tunaiku telah menyalurkan total pinjaman sebesar Rp. 5,8 triliun bagi mayoritas masyarakat dan pengusaha mikro yang belum tersentuh layanan perbankan (unbanked) dan mereka yang kesulitan mendapatkan akses pinjaman dari lembaga keuangan formal (underserved).
Executive Vice President Retail Banking Amar Bank Abraham Lumban Batu, , mengatakan melihat potensi ekonomi digital Indonesia, Amar Bank memusatkan pengembangan ekosistem digitalnya melalui produk pinjaman digital, Tunaiku dan bank digital, Senyumku untuk hadir dalam berbagai momen kehidupan dan kebutuhan masyarakat.
President Director Amar Bank Vishal Tulsian mengungkapkan meningkatkan penyaluran kredit dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian. Di tahun 2021 ini, kredit yang disalurkan perseroan terus mengalami peningkatan, dimana posisi loan book tumbuh dari Desember 2020 sebesar Rp 1,71 triliun menjadi Rp 1,86 triliun pada Juni 2021.
Dari sisi liabilitas, penghimpunan dana dari masyarakat tetap bertumbuh secara positif, meskipun kondisi perekonomian yang kurang baik selama pandemi berlangsung. Hal ini menunjukkan kepercayaan dari nasabah tetap terjaga. Terlihat posisi Year-on-Year Juni 2020-2021, saldo DPK bertumbuh sebesar 29%, dari Rp 1,75 Triliun menjadi Rp 2,26 Triliun.