Sebelumnya pada saat paparan kinerja Kuartal 2 beberapa waktu yang lalu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, BNI akan memperkuat permodalan guna menopang ekspansi bisnis baik secara organik maupun anorganik. Dia mengatakan BNI memiliki image digital seiring transformasi digital yang dilakukan, sehingga strategi yang berjalan salah satunya menjadi digital bank.
Meski belum merinci secara lengkap, Royke melakukan sudah melakukan kajian dan mempersiapkan kriteria tertentu untuk memuluskan langkah perusahaan menjadi bank digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun kriteria penting untuk langkah tersebut yaitu pemanfaatan teknologi yang cepat dan agile untuk mengembangkan produk dan layanan yang customer centric. Perubahan customer behavior saat ini menjadi semakin dinamis dibandingkan dengan beberapa tahun lalu.
Bank digital membutuhkan sumber daya manusia yang inovatif dan memiliki digital mindset yang kuat serta cost yang murah guna memberikan produk dan layanan yang kompetitif. Selain memperhatikan kriteria tersebut, perseroan juga akan melihat kondisi permodalan.
Perseroan tentunya ingin mendapatkan potensi return yang bagus dan modal yang dialokasikan untuk akuisisi. Sehingga, dibutuhkan pengkajian dan pertimbangan yang matang sebelum perseroan memutuskan untuk melakukan akuisisi tersebut.
"Kami sudah punya semua kajiannya, cuma kriteria menjadi digital bank harus dipersiapkan dengan baik bukan sekedar ikut-ikutan," imbuh Royke pada bulan Juli lalu.
Royke juga menuturkan pihaknya memiliki image digital seiring transformasi digital yang dilakukan, sehingga strategi yang berjalan salah satunya menjadi digital bank.
"Masih lihat subjeknya apakah modalnya ada, kemampuan ada, tapi kajiannya sudah ada. Kami semua sudah punya kajiannya, cuma kriteria untuk menjadi digital bank harus dipersiapkan dengan baik bukan sekedar ikut-ikutan," kata Royke.
Dia menambahkan, pihaknya memiliki kriteria untuk menjadi bank digital, harus memiliki kriteria dan tidak asal ambil. Royke menegaskan teknologi menjadi penting yang menjadi pertimbangan.
"Kalau teknologi tidak punya, kita tidak akan bisa jadi bank digital. Kuncinya di teknologi," ujar dia.
Sementara itu, Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan sebenarnya tidak ada kriteria khusus yang harus dimiliki oleh bank yang diakuisisi BNI nantinya. Meski demikian, dia menilai BUKU I dan BUKU II yang diambil harus bersih dan tidak bermasalah.
"Tentunya kalau bisa yang bersih, tidak ada karakteristik khusus, karena tentunya BBNI akan mengembangkan sendiri bank digital yang sesuai dengan BBNI," tutur Suria.
BBNI diberi penugasan oleh pemerintah untuk menggarap bisnis perbankan internasional. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah penambahan jaringan kantor di luar negeri baik dalam bentuk kantor cabang, sub-branch atau representative office.
Sebelumnya, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan untuk menentukan lokasi baru, BNI menggunakan strategi capture the flow, baik untuk transaksi trade finance, investasi, serta diaspora Indonesia.
Perusahaan pihaknya akan melakukan kajian feasibility study di beberapa nagara seperti Amerika Serikat, Eropa dan Timur Tengah. Saat ini BNI tengah mempersiapkan pembukaan representative office di Amsterdam, Belanda,untuk menggarap pasar di Eropa dan Los Angeles, Amerika Serikat.
"Dengan kehadiran representative office tersebut diharapkan bisa menggarap potensi pasar di pantai barat Amerika dan Kanada," kata dia.
Klik halaman selanjutnya >>>