Jangan Sampai Jadi Korban! Ini 3 Fakta Investasi Bodong di Lamongan 

Jangan Sampai Jadi Korban! Ini 3 Fakta Investasi Bodong di Lamongan 

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 11 Jan 2022 21:00 WIB
Ilustrasi Uang Rupiah
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Penipuan berkedok investasi kembali terjadi di Indonesia. Kali ini sebuah investasi bodong di Lamongan dibongkar oleh salah satu korban di media sosial.

"Investasi bodong! Dicari Silvy Arbiyati dan Adam Manoch. Pelaku sudah tidak bisa dihubungi dan tidak ada yg tau keberadaannya. Ada yg blg di Bandung, Lamongan, Kalimantan," kata salah satu korban berinisial RAM dikutip dari media sosialnya, Selasa (11/1/2022).

Berikut tiga faktanya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Skema Ponzi

Silvy sebagai pelaku mengiming-imingi para korban bahwa dalam sepuluh hari uang yang ditanam akan bertambah. Katanya investasi dikelola sendiri bersama suami, di mana uang akan diputarkan menggunakan trading dan diinvestasikan kembali ke beberapa tokonya seperti toko baju, gerai boba, online store, dan usaha lainnya.

"Misalnya Rp 500 ribu jadi Rp 700 ribu, Rp 800 ribu jadi Rp 1,2 juta, Rp 1 juta jadi Rp 1,5 juta dan seterusnya," jelas RAM.

ADVERTISEMENT

Silvy menjanjikan ke setiap member bahwa jika terjadi kerugian atau uang hilang, maka dia akan mengembalikan modal 100%. Selama investasi dua bulan pertama (November-Desember 2021), RAM menyebut proses transaksi berjalan lancar bahkan yang bersangkutan sering memberikan bonus berupa uang dan tiket hotel untuk menginap.

Nah puncaknya pada 7 Januari 2022, terbongkar bahwa investasi ini bukan dikelola oleh Silvy dan ada pihak lain. "Silvy mengatakan bahwa dia mengalami lose/uang hilang di trading. Silvy membuat pengakuan bahwa trading ini bukan dilakukan oleh dia tetapi oleh Bilad (pihak pertama sebenarnya)," jelasnya.

Beberapa member pun mencari tahu mengenai informasinya hingga diketahui ini merupakan investasi bodong dan Silvy bukan pihak pertama, melainkan pihak kedua (reseller). Pihak pertama adalah Billad yang saat ini disebut sudah diamankan di Polres Lamongan.

Ternyata selama ini keuntungan dari investasi tidak melalui trading, melainkan melalui Member Get Member (MGM) di mana uang member yang masuk pada hari itu, dipakai untuk menutupi uang yang akan cair pada hari itu.

Kerugian tembus ratusan miliar. Cek halaman berikutnya.

2. Kerugian Ratusan Miliar

Belum diketahui pasti berapa total korban dan kerugian. Dilansir dari akun @lamongan**pdat*, para korban meminta kejelasan uang mereka dengan total kurang lebih Rp 250 miliar.

Berdasarkan keterangan RAM selaku korban, dirinya mencatat sudah ada 114 korban dengan kerugian masing-masing dari Rp 1 juta hingga Rp 806 juta. "Kemungkinan masih ada lagi," katanya.

3. Bikin Sayembara

RAM membuat sayembara untuk menemukan pelaku investasi bodong yang telah merugikan dirinya sebesar Rp 115 juta. Dia akan memberikan Rp 5 juta bagi yang menemukan dua pelaku tersebut.

Diketahui kedua pelaku itu merupakan sepasang suami istri asal Lamongan bernama Silviya Arbiyati dan Adam Manoch yang saat ini belum diketahui keberadaannya. RAM kenal dengan keduanya saat 3-4 tahun yang lalu di salah satu komunitas.

"Minta tolong semuanya siapapun yang menemukan mereka, saya dan member lainnya pasti bakalan ngasih uang Rp 5 juta per kepala! Karena keberadaan pelaku masih simpang siur ada yg blg di Lamongan, Surabaya, Kalimantan, Bandung. Nomor HP-nya sudah tidak bisa dilacak," kata RAM.

Bagi masyarakat yang menemukan, bisa menghubungi lewat Twitter pribadi @derby_anoda yang bertindak selaku lawyer korban. "DM di situ, langsung cash uangnya," tuturnya.


Hide Ads