Bunga Bank Mau Turun? Ngimpi Kalii...

Bunga Bank Mau Turun? Ngimpi Kalii...

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 27 Jan 2022 17:13 WIB
Suku Bunga Acuan Dipangkas, Suku Bunga Kredit Kapan?
Ilustrasi Bunga Bank/Foto: detik

Piter menilai langkah BI untuk menaikan GWM ini merupakan pilihan untuk mendukung perekonomian nasional. GWM akan berdampak lebih ringan jika dibandingkan dengan naiknya bunga acuan.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan di Indonesia secara fundamental suku bunga dan inflasi masih terkendali. Menurut Jahja kondisi likuiditas juga masih sangat terkendali dan kurs masih bisa dikendalikan pada range Rp 14.100 sampai Rp 14.400. "Kebijakan BI untuk mempertahankan itu tidak serta merta kalau di AS naik ikut naik, tapi masih ada untuk mempertahankan," kata Jahja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jahja mengungkapkan saat ini jika dilihat belum ada kebutuhan untuk menaikkan bunga. Namun dia menyebutkan suku bunga antar bank juga tergantung pada kecukupan likuiditas di pasar.

Apalagi BI juga sudah mengumumkan GWM yang bisa mengetatkan kondisi likuiditas di pasar. Menurut dia, kondisi ini bisa membuat beberapa bank yang harus menaikan bunga deposito untuk menambah likuiditas meskipun bunga acuan BI diprediksi masih tetap.

ADVERTISEMENT

"Tapi kalau bank-bank ini menyedot dana pihak ketiga (karena bunga deposito tinggi) dan mempengaruhi yang lain, maka bisa naik juga. Nah ini bisa menyebabkan pressure pada (bunga) kredit atau NIMnya berkurang," jelas dia.

Meskipun begitu, Jahja mengatakan untuk penyaluran kredit selalu ada supply and demand. Meskipun ada peluang menaikkan bunga namun jika kompetitor menawarkan bunga kredit yang lebih rendah, bank juga akan berpikir ulang. "Kalau kompetitor menawarkan kredit lebih murah ya susah, jadi tidak semudah itu," jelas dia.

Jahja menyebutkan untuk suku bunga memang tergantung pada setiap bank. Untuk BCA saat ini masih memiliki kekuatan untuk menahan cost of fund. "BCA likuiditasnya besar, punya tenaga dalam yang cukup untuk mempertahankan cost of fund. Kalau yang lain naik, kita tidak perlu ikut-ikutan naik, kita bisa kendalikan pricing kita," jelasnya.


(kil/fdl)

Hide Ads