Pemerintah hari ini resmi menerbitkan surat utang syariah atau Surat Berharga Negara (SBSN) Ritel alias sukuk ritel. Surat utang syariah ini ditawarkan dengan kupon sebesar 4,95%.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengungkapkan instrumen sukuk ritel seri SR016 ini disebut sebagai instrumen yang aman, mudah, terjangkau dan menguntungkan.
"Sukuk ritel ini mendapat pengawasan dari dewan syariah nasional yakni Majelis Ulama Indonesia," kata dia dalam acara Launching Masa Penawaran Sukuk Ritel Seri SR016, Jumat (25/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luky menyebut surat utang syariah ini nantinya digunakan untuk mendanai pembangunan infrastruktur Indonesia. Selain itu juga untuk bidang pendidikan. Menurut dia investasi ini juga diharapkan bisa membentuk jalinan kebangsaan dan menuju bangsa yang mandiri.
Menurut dia sukuk ritel ini juga cocok untuk generasi yang masih duduk di bangku kuliah dan ingin menyisihkan uang jajannya, untuk pekerja muda yang sedang belajar investasi atau orang tua yang sedang menyiapkan pensiun.
SR016 ini mulai ditawarkan pada 25 Februari - 17 Maret 2022. Kupon ditetapkan sebesar 4,95% dan jatuh tempo pada 10 Maret 2025.
SR016 ini bisa dibeli oleh masyarakat melalui sistem elektronik yang dikenal dengan e-SBN dan dapat diakses kapanpun dan di manapun selama masa penawaran.
Ada beberapa mitra distribusi yang ditunjuk oleh pemerintah secara online. Seperti bank, perusahaan sekuritas, perusahaan fintech dan teknologi lainnya.
Salah satu mitra distribusi penjualan SR016 ini Bibit mengungkapkan instrumen investasi yang dijamin negara ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk turut serta mendorong perekonomian negeri.
CEO Bibit Sigit Kouwagam mengatakan, SR016 ini dapat diperjualbelikan di pasar sekunder dapat menjadi alternatif investasi bagi masyarakat karena imbal hasilnya lebih tinggi daripada suku bunga acuan BI yang saat ini adalah 3,5%.
Ia menambahkan, Bibit sebagai mitra distribusi siap melayani para pengguna yang ingin berinvestasi melalui aplikasi. "Berinvestasi sambil berkontribusi bagi pembangunan negeri merupakan wujud partisipasi aktif yang dapat dilakukan oleh para investor, termasuk generasi muda Indonesia saat ini.
Pembayaran imbal hasil (kupon) SR016 dilakukan setiap bulan serta dijamin oleh negara sehingga tidak ada risiko gagal bayar. Berbeda dengan imbal hasil deposito yang dikenakan pajak 20%, pajak yang dikenakan pada imbal hasil SBN adalah 10%. Jadi, ini bisa menjadi passive income yang cukup menguntungkan bagi investor," tambah Sigit.
Sebagai informasi, pembelian/pemesanan minimal untuk SR016 adalah Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta dengan maksimum Rp2 milyar. Untuk bisa membeli SR016 di aplikasi atau website Bibit, para pengguna cukup mengklik icon atau banner "Surat Berharga Negara (SBN)" di homepage aplikasi maupun website Bibit.
Dalam hal ini, Bibit bermitra dengan Stockbit Sekuritas untuk mengelola pencatatan dan penyimpanan Rekening Dana Investor SBN milik investor. Nantinya, setelah investor melakukan pembayaran untuk transaksi SBN, investor akan menerima bukti transaksi berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN). Di dalam BPN, terdapat Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) yang diterbitkan langsung oleh negara serta menjadi bukti kepemilikan SBN yang dibeli.
Terkait dengan antusiasme masyarakat terhadap SBN ritel, Kementerian Keuangan Republik Indonesia mencatat bahwa penerbitan ORI021 di awal tahun 2022 berhasil memecahkan rekor jumlah total investor terbanyak sejak penerbitan SBN ritel secara online. Tercatat, ada 56.238 investor yang melakukan pembelian ORI021 dengan 45% di antaranya merupakan investor baru. Sementara itu, total volume penerbitan adalah sebesar Rp25,07 triliun.
"Melihat tingginya antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap ORI021, kami optimis bahwa SR016 akan disambut baik oleh masyarakat Indonesia yang sudah semakin melek investasi," jelas Sigit.
(kil/das)