Pengusaha Properti Aceh Tolak Rencana BTN Syariah Gabung ke BSI

Pengusaha Properti Aceh Tolak Rencana BTN Syariah Gabung ke BSI

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 16 Jun 2022 19:10 WIB
Teller BTN Syariah sedang melayani nasabah menabung ke rekening tabungan BTN Qurban di Kantor Cabang Syariah BTN di Jakarta, Jumat (17/7). Menyambut hari raya Idul Adha, BTN Syariah mengenalkan  Tabungan  BTN Qurban ib yaitu produk tabungan untuk merencanakan pembelian dan penyaluran hewan qurban dengan bagi hasil yang menguntungkan dan kompetitif berdasarkan prinsip syariah dengan akad β€œMudharabah Mutlaqah” (Investasi). Adapun program ini menjadi salah satu strategi BTN syariah menggenjot DPK, per Juni 2020 DPK BTN syariah menembus Rp 20,8triliun atau sudah 90 persen mencapai target tahun 2020.
BTN Syariah/Foto: dok. BTN Syariah
Jakarta -

Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (BTN Syariah) berencana digabung ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Namun aksi korporasi ini disebut bisa mengancam penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Aceh.

Ketua Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Aceh, Muhammad Noval mengatakan hal ini karena tak ada bank konvensional yang beroperasi di Aceh seiring pelaksanaan syariat Islam.

"Penggabungan BTN Syariah ke BSI bakal mengancam pembangunan perumahan bersubsidi di Provinsi Aceh," kata dia dalam keterangannya, Kamis (16/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang setelah diberlakukannya Qanun Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah, semua perbankan konvensional menutup operasionalisasinya dari daerah itu.

"Hengkangnya operasionalisasi bank konvensional dari Aceh membuat developer tidak punya alternatif pembiayaan selain bank syariah. Baik di segmen KPR untuk masyarakat, maupun kredit konstruksi bagi para pengembang," jelas Noval.

ADVERTISEMENT

Dia mengungkapkan portofolio BSI dalam pembiayaan kredit sektor properti di Aceh masih sangat minim. Malah, pengembang Aceh kesulitan mengakses dukungan pembiayaan dari BSI.

"Saat ini pembiayaan kredit properti masih didominasi oleh BTN Syariah. Kemudahan itu belum kami peroleh dari bank syariah lainnya," jelas dia.

Menurut dia rencana penggabungan BTN Syariah ke BSI akan berdampak terhadap kesanggupan pengembang dalam membayar kredit modal kerja di perbankan. "Kami harap Pemerintah mempertimbangkan lagi rencana penggabungan BTN Syariah oleh BSI. Sebab rencana itu akan berdampak naiknya kolektibilitas pinjaman developer di perbankan," ujarnya.

Noval menyebut saat ini banyak developer yang mengarah ke kolektibilitas pinjaman akibat sulitnya calon konsumen dalam mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR).

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Saat ini BTN Syariah masih mendominasi porsi penyaluran KPR di Provinsi Aceh.

"BTN Syariah saat ini menyalurkan lebih dari 90 persen KPR Syariah di Aceh. Sedangkan porsi BSI relatif kecil karena aturannya masih sangat ketat dan skema penyalurannya juga lambat. Kalau pun ada, dukungan BSI hanya terbatas ke pengembang tertentu saja," jelas Noval.

Dia mengungkapkan, PT Bank Aceh Syariah hingga kini belum memiliki portofolio penyaluran KPR Syariah untuk rumah bersubsidi. "Bank Syariah Aceh masih fokus menyalurkan kredit konsumer untuk kalangan ASN di lingkup wilayah Aceh saja," jelas dia.

Noval berharap Kementerian BUMN selaku perwakilan pemegang saham membatalkan rencana penggabungan BTN Syariah ke BSI. "Kami berharap agar BTN Syariah tidak digabung ke BSI atau bank pelat merah lainnya. Sebab akuisisi itu hanya akan menghambat pergerakan bisnis properti di Aceh," ujar dia.

Menurut Noval, masyarakat Aceh sudah familiar dengan BTN Syariah. Pemerintah harus mempertahankan BTN Syariah untuk bisa berdiri sendiri sebagai agent development yang mendukung Program Sejuta Rumah.

"Jangan hanya karena alasan perhitungan bisnis, lalu mengesampingkan kepentingan MBR yang masih membutuhkan rumah dengan skema KPR syariah," jelasnya.


Hide Ads