Sri Mulyani soal Suku Bunga AS Nanjak: Harus Hati-hati!

Sri Mulyani soal Suku Bunga AS Nanjak: Harus Hati-hati!

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 16 Jun 2022 21:00 WIB
Menkue Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (31/5). Sri Mulyani jelaskan percepatan pembangunan infrastrukur dalam APBN 2023.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan hati-hati menyikapi dampak kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed). Terutama dalam penarikan utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Sebagai informasi, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin atau sekitar 0,75%.

"Kami sudah menyampaikan di berbagai kesempatan termasuk di DPR, tren dari kebijakan The Fed ini," ujar Sri Mulyani kepada awak media di Gedung DPR, Kamis (16/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena memang kenaikan inflasi di AS yang bahkan semakin meningkat pasti akan direspons oleh policy. Dalam berbagai kesempatan kita, menyampaikan kebijakan fiskal kita harus semakin hati-hati," tambahnya.

Di sisi lain Sri Mulyani memaparkan penerimaan negara terutama dari kenaikan harga-harga komoditas. Hal itu diungkapkan oleh Sri Mulyani telah meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meningkat Rp 420 triliun.

ADVERTISEMENT

Namun di sisi lain, kenaikan harga pada sejumlah komoditas juga disebut akan berdampak besar kepada ekonomi. "Tapi kita juga tahu bahwa kenaikan harga-harga terutama untuk barang bersubsidi seperti pangan, dan juga untuk energi itu mendapatkan dampak yang sangat besar," ungkapnya.

Dua sisi yang berbeda itu, Sri Mulyani mengaku merupakan tantangan besar. Sebab pemerintah harus menganggarkan daya beli rakyat hingga memulihkan ekonomi. Namun disisi lain, harus mengurangi defisit negara.

"Penting dalam kondisi cost of fund akan naik dengan kenaikan suku bunga The Fed dan tren di European Central Bank juga hal yang sama, keniscayaan itu pasti terjadi," ujarnya.

"Jadi, cara kita untuk melindungi APBN, melindungi ekonomi dengan mengurangi exposure dari utang dengan menurunkan defisit," pungkasnya.

(hns/hns)

Hide Ads