Hari ini Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) yaitu tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRR) di level 3,5%. Ini sudah 16 bulan berturut-turut BI menahan suku bungan acuan.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan keputusan ini dilakukan karena dibutuhkan pengendalian inflasi serta menjaga stabilitas nilai tukar.
Kemudian juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tingginya tekanan eksternal terkait dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina serta percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara maju dan berkembang.
Menurut Perry saat ini suku bunga Indonesia dan suku bunga bank sentral AS tak perlu dibandingkan. Yang harus dilihat adalah perbandingan imbal hasil surat utang di AS dan surat berharga negara (SBN).
"Apa bila Fed menaikkan bunga 75 bps bukan berarti yield treasury AS naik 75 bps," kata dia dalam konferensi pers, Kamis (23/6/2022).
Keputusan BI untuk mempertahankan bunga acuan ini disebut tidak akan mengganggu ketahanan eksternal. Kemudian defisit transaksi berjalan diprediksi masih berada di kisaran 0,5%-1,3% dari produk domestik bruto (PDB).
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan saat ini kondisi nilai tukar rupiah masih bergerak stabil dibandingkan mata uang negara lainnya.
"Sekarang BI punya triple intervention yaitu pasar saham, SBN dan non deliverable forward (DNDF) jika kondisi memaksa masuk ke sana. Kita jalankan hati-hati sesuai dengan mekanisme pasar dan fundamental," jelas dia.
Simak Video "Bank Indonesia Umumkan BI-Rate Tetap 5,75%"
(kil/das)