Pandemi COVID-19 dan kebijakan pembatasan sosial yang diperlukan untuk menekan penyebaran virus COVID-19 berdampak signifikan terhadap peningkatan tren work from home dan penggunaan transaksi digital di bidang Perbankan dan Lembaga Keuangan.
Peningkatan transaksi digital didorong oleh perubahan perilaku masyarakat yang beralih ke mobile banking atau perangkat transaksi virtual lainnya. Lembaga Keuangan termasuk Perbankan harus mengantisipasi peningkatan tajam dalam transaksi digital.
Tantangan digitalisasi sebagian besar dikontribusikan dari masalah keamanan. Perbankan dan Lembaga Keuangan telah bergerak mengadopsi teknologi on-premise dalam upaya untuk mengamankan data mereka di pusat data mereka sendiri dan di belakang firewall mereka sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah lain dari digitalisasi layanan keuangan diidentifikasi bersumber dari kompleksitas sistem yang selama ini ada, kesenjangan skill, ketidakpastian peraturan, dan berbagai persyaratan compliance.
"Ada tiga isu utama yang harus dihadapi oleh Perbankan dan Lembaga Keuangan dalam hal keamanan dan perlindungan, untuk melakukan transformasi digital, seperti menentukan jenis ancaman, risiko fisik dan trafik dengan mitigasi risikonya, dan compliance", kata Adam Darmanto, Vice President Finance and Business Operations IDCloudHost, startup teknologi Indonesia yang menyediakan layanan cloud dalam Singapore Cloud & Datacenter Convention 2022. Konvensi tersebut diadakan di Singapura pada 21 Juli 2022, dan dihadiri oleh para pemain cloud dan Data center terkemuka seperti STTelemedia, Schneider Listrik, serta IDCloudHost.
Dia menyarankan agar Perbankan dan Lembaga Keuangan dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan Cloud untuk kegiatan non-critical mission.
"Memanfaatkan layanan cloud untuk aktivitas non critical dapat memudahkan Perbankan dan Lembaga Keuangan untuk memberikan kontrol yang lebih besar pada aktivitas karyawan dan data kerja", tambah Adam dalam keterangannya di sela-sela konvensi.
Perbankan dan Lembaga Keuangan memiliki kriteria berdasarkan kekritisan aplikasi untuk memutuskan adopsi platform cloud dan penggunaan Pusat Data. Data Center On-premise digunakan untuk meng-host aplikasi core banking (mission critical). Area berisiko rendah yang dapat dipindahkan ke cloud adalah aplikasi Workspace, HR, ataupun Supply Chain Management.
Dilain sisi, selain Workspace dan aplikasi misi non critical lainnya (HRM, SCM, ERP). Layanan Cloud Publik digunakan untuk backup data (non mission critical), Dan, Pusat Data untuk DRC.
Sebuah survei baru-baru ini terhadap eksekutif perbankan global oleh IBM Institute for Business Value mengungkapkan bahwa hampir 60 persen responden mengatakan bahwa batas-batas antar industri menjadi kabur, dan lebih dari 60 persen melihat persaingan datang dari tempat baru dan tak terduga.
Persaingan dari start-up, raksasa internet, dan industri di luar perbankan, seiring dengan peningkatan regulasi, memaksa bank untuk mempercepat Digital Reinvention mereka.
Adopsi cloud telah meningkat di berbagai industri dalam tiga tahun terakhir yang terlihat dari pertumbuhan penjualan cloud dari penyedia layanan cloud terkemuka.
Pergeseran ini mendorong bank untuk mengelola infrastruktur 'bekerja dari rumah', agar memungkinkan karyawannya untuk menggunakan internet mereka untuk akses langsung dari rumah ke cloud.
(dna/dna)