Kepulauan Anambas yang merupakan tapal batas Indonesia memiliki potensi usaha dari hasil laut yang besar. Sayangnya, kabupaten yang terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil dan mayoritas dikelilingi oleh lautan ini terkendala akses transportasi.
Kenyataan ini dirasakan oleh Marketing dan Analisis Mikro atau Mantri, Fremar Refel Welang yang menjadi Mantri BRI di Anambas sejak Agustus 2021 lalu. Bekerja di kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) diakuinya sangat menantang.
Setiap 6 hari dalam seminggu, Fremar harus menyusuri derasnya lautan Anambas bersama Teras BRI Kapal atau 'Bank Terapung'. Ia menjangkau layanan perbankan di 6 pulau terluar Anambas untuk membantu aktivitas ekonomi kerakyatan masyarakat khususnya para nelayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun rute yang dilalui Fremar bersama Bank Terapung itu di antaranya Pulau Bayat, Pulau Lingai, Telaga Besar, Pulau Keramut, Pulau Letung, dan Tarempa. Lantas seperti apa tantangan akses menuju pulau-pulau tersebut?
"Kalau di Teras BRI Kapal ini tantangannya alam, misal kita datang dari Tarempa dia teduh atau dari pulau satu ke pulau lainnya juga teduh, giliran di tengah laut kadang angin tiba-tiba atau laut lagi ngamuk," ujarnya beberapa waktu lalu kepada Tim Tapal Batas detikcom.
![]() |
Selain itu, dia harus menempuh perjalanan bermil-mil menggunakan kapal dan terombang-ambing derasnya air laut Anambas. Bahkan, pada suatu kejadian, jarak yang harus dilaluinya dengan Teras BRI Kapal lebih lama daripada biasanya.
"Pernah juga ombak gede pas tugas di Teras Kapal dari Letung ke Pulau Mengkait, biasanya perjalanan 45 menit, kami tempa hampir 6 jam, karena dia (Teras BRI Kapal) jalannya harus zigzag (menahan gelombang) sesuai alurnya. Itu dari pas udah jalan (di laut) baru kena badainya," ungkapnya.
Belum lagi, kata dia, hujan datang tiba-tiba. Hal ini berdampak pada jaringan sinyal yang terbatas hingga sulitnya komunikasi antar pulau. Kapal juga bisa berhari-hari bersandar di pulau menunggu cuaca kembali baik untuk berlayar.
"Masalah jaringan, kalau sudah (sampai) di pulau kan kita hubungi BRI Unit di Tarempa, rata-rata kita hanya pakai WiFi (Teras Kapal), kadang kalau pas hujan dia offline, itu sih kendalanya," jelasnya.
Kendati begitu, kata Fremar, pelayanan perbankan tetap dilakukan meskipun banyak risiko yang harus dilalui. Itu dilakukan semata-mata demi terbukanya akses perbankan atau ekonomi kerakyatan terhadap masyarakat Anambas.
Dia pun berharap masyarakat Anambas di pulau yang dilalui Teras BRI Kapal semakin banyak memanfaatkan layanan perbankan. Mengingat jarak antar pulau yang dilalui masyarakat cukup jauh dan transportasi terbatas untuk sampai ke Kota Tarempa.
"Butuh waktu untuk bayar transportasi laut yang mereka bilang pompong, sampai di Tarempa pun mereka harus bayar penginapan. Jadi pas ada Teras Kapal, mereka tinggal nunggu jadwal kapal dan nggak perlu keluar ongkos. Jadi sayang sih kalau nggak dimanfaatkan oleh masyarakat," pungkasnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(ncm/ega)