Dari data pengguna Tokopedia tersebut, Herman menerangkan, pihaknya dapat melihat seberapa bertanggung jawab pengguna teraebut dalam bertransaksi. Dengan demikian, pihaknya bisa memperoleh data score responsibilitas pengguna tersebut, yang dapat membantu mereka memperoleh layanan keuangan seperti kredit dari lembaga keuangan tanpa profil resiko bank.
Sementara itu, Head of business Development Tokoscore Evita Soetjoadi menambahkan, keberadaan Tokoscore bukan menggantikan penyedia data kredit yang sudah ada melainkan hanya sebagai pelengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau user ini pernah punya kartu kredit di bank sebelumnya dan pembayarannya baik, 'oh berarti ini kalau saya kasi kartu kredit pembayarannya juga baik nih ya'," kata Evita.
"Tapi kalau user ini tidak punya historycal, sebagai lembaga jasa keuangan wah gatau nih profil usernya apakah baik atau nggak baik. Sehingga tidak bisa diasses karena ini terlalu beresiko," katanya.
Sejak berdirinya di tahun 2019 dan mulai gencar dijalankan di tahun 2021, Evita mengatakan, kini jumlah user dari para mitra lembaga keuangannya naik sebanyak 40 kali lipat. Sedangkan untuk jumlah mitranya meningkat sebanyak 3 kali lipat per kuarter-III 2022
"Jumlah user naik jadi 40 kali lipat. Itu menandakan lembaga keuangan terkait melihat adanya benefit," ungkapnya.
(dna/dna)