2 Strategi BRI Genjot Inklusi Keuangan di Indonesia

2 Strategi BRI Genjot Inklusi Keuangan di Indonesia

Dea Duta Aulia - detikFinance
Rabu, 26 Okt 2022 15:40 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso
Foto: BRI
Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memiliki sejumlah strategi untuk turut berkontribusi dalam peningkatan inklusi keuangan di Indonesia. Mengingat inklusi keuangan merupakan hak dasar bagi seluruh masyarakat untuk mendapatkan kemudahan dalam mengakses perbankan sehingga mampu memberikan dampak positif dalam kehidupan.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan ada sejumlah strategi untuk meningkatkan hal tersebut seperti menghadirkan Agen BRILink dan Holding Ultra Mikro. Menurutnya, dua strategi tersebut mampu mempermudah masyarakat dari berbagai daerah tidak hanya di perkotaan untuk mendapatkan akses perbankan.

Khusus untuk Agen BRILink, ia menjelaskan inovasi ini tidak hanya untuk meningkatkan inklusi keuangan. Namun untuk membantu masyarakat masuk dalam era digital. Mengingat saat ini dunia digital bisa memangkas cost yang cukup besar dari suatu bisnis UMKM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Digital memang menyelesaikan banyak persoalan terutama persoalan apa namanya operasional cost yang tinggi. Operasional yang tinggi bisa diselesaikan secara digital tapi masyarakatnya itu belum fully digital itu sehingga kita datanglah dengan Agen BRILink," kata Sunarso dikutip dari YouTube Channel CNBC Indonesia, Rabu (26/10/2022).

Konsep yang ditawarkan oleh Agen BRIlink pun cukup unik. Sunarso menjelaskan masyarakat yang memiliki usaha seperti warung dan sejenisnya bisa bergabung dengan Agen BRILink. Mereka yang tergabung bisa menghadirkan layanan perbankan seperti setor tunai, transfer, dan lainnya di warung. Bahkan, ke depan, BRI akan mengembangkan Agen BRILink menjadi referal trading.

ADVERTISEMENT

"Masyarakat punya warung punya toko barang kelontong kemudian kita jadikan agen mereka bisa melayani transaksi perbankan terbatas, misalnya tarik setor transfer segala macam bahkan sekarang sudah kita kembangkan untuk menjadi referal trading. Sehingga BRI tidak perlu membuka cabang tapi cabang itu sudah diwakili oleh Agen BRILink," jelasnya.

Menurutnya, inovasi Agen BRILink yang telah hadir sejak 2014 ini menorehkan kinerja yang positif. Sebab Agen BRILink sekarang telah memiliki sekitar 560 ribu agen dengan volume transaksi mencapai Rp 1.140 triliun di 2021.

"Kemudian kita ada sharing dari keuntungan di situ misalnya sekali transaksi nasabahnya suruh bayar Rp 5 ribu itu Rp 2 ribu untuk BRI Rp 3 ribu untuk nasabahnya ini bener-bener sharing ekonomi gitu," kata Sunarso.

Diasumsikan, jika BRI mendapatkan keuntungan Rp 1,3 triliun dari Agen BRILink, maka pemilik agen bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar hingga tiga kali lipat.

"Kalau fee yang diterima oleh BRI Rp 1,3 triliun artinya yang diterima oleh masyarakat oleh agen itu sekitar tiga kali ke pendapatan masyarakatnya. Katakanlah Rp 5 ribu (sekali transaksi) tapi kemudian dia (nasabah) datang jauh-jauh apa dia datang ke situ (Agen BRILink) sudah hemat biaya transportasi ngojek motor segala macam maka lebih hemat maka dia kasih uang Rp 10 ribu kembaliannya nggak diambil, kembaliannya tidak diambil," ujarnya.

Klik halaman selanjutnya >>>

Di sisi lain, Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK Supari mengatakan Holding Ultra Mikro merupakan sinergi antara BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk mewujudkan layanan keuangan yang lengkap.

"Tujuan (Holding Ultra Mikro) inklusi mengakses yang belum bisa mengakses lembaga keuangan formal kemudian mengakselerasi mereka anak kelas naik kelas maka harus dibukakan channel-channel untuk mereka mudah mengakses," ujar Supari.

Supari optimistis kehadiran Holding Ultra Mikro mampu mempercepat inklusi keuangan. Hal itu disebabkan karena ketiga perusahaan tersebut memiliki sumber daya yang cukup besar.

"Dengan integrasi ini maka resources untuk untuk mempercepat inklusi itu menjadi Solid dan menjadi terintegrasi PNM punya 34.000 tenaga pemasar, BRI 27.000 kemudian, Pegadaian 4. 000 lebih. 66 ribu tenaga pemasar itu adalah contoh resources yang sangat besar," katanya.

Ia menuturkan ketiga perusahaan tersebut juga telah terintegrasi dengan sebuah aplikasi yakni SenyuM Mobile. Di mana saat ini telah memiliki 25 juta data yang digabungkan dari tiga perusahaan tersebut.

Menurutnya, data yang besar tersebut mampu memberikan kemudahan untuk mengasesmen perilaku para pengusaha UMKM. Sehingga kebutuhan para pelaku UMKM bisa dihadirkan sesuai dengan yang mereka butuhkan.

Tak hanya itu, kehadiran Holding Ultra Mikro juga mampu memberikan dampak ekonomi dan sosial. Sebab Holding Ultra Mikro mampu menghadirkan pembiayaan yang lebih besar kepada para pelaku UMKM di Indonesia.

"Gunanya kita bisa mengasesmen perilaku para pelaku usaha mikro itu untuk apa untuk memisahkan kebutuhan literasi pemberdayaan mereka. Mudah-mudahan gitu ya dengan solidnya pemberdayaan BRI di Ultra mikro akan terjadi akselerasi naik kelas," ujarnya.

Sementara itu, Adjunct Lecturer in Public Policy Harvard Kennedy School Jay K.Rosengard meyakini bahkan Langkah yang diambil oleh BRI melalui Holding Ultra Mikro dinilai tepat. Sebab bergabungnya tiga perusahaan tersebut mampu memberikan layanan perbankan lebih efisien khususnya kepada mereka yang bisa menjangkau akses perbankan.

"Kemudian mereka mengubah operasi atau core business mereka. BRI juga meminjamkan dana ke PNM yang dapat mereka pinjamkan ke masyarakat dan pengusaha," kata Jay.

Kehadiran Holding Ultra Mikro juga mampu memperkuat pembangunan dalam menjajaki pasar yang berkelanjutan. Meskipun Holding Ultra Mikro baru berusia sekitar setahun, ia meyakini negara lain bisa mencontoh strategi tersebut.

"Saya rasa negara lain dapat belajar dari ini meskipun akan ada kesalahan. Tapi kesalahan bisa diperbaiki," tutupnya.


Hide Ads