Industri Asuransi Lagi Tidak Baik-baik Saja!

Industri Asuransi Lagi Tidak Baik-baik Saja!

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 11 Nov 2022 19:00 WIB
Ilustrasi Asuransi
Foto: istock
Jakarta -

Industri asuransi di Indonesia disebut sedang mengalami guncangan. Salah satu tandanya karena ada perusahaan asuransi BUMN yaitu Asuransi Jasindo dikabarkan melakukan pemangkasan pegawai.

Kinerja industri asuransi disebut berkaitan dengan kondisi ekonomi dunia dan ekonomi nasional.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bern Dwyanto mengungkapkan saat ini memang banyak negara harus tetap waspada dengan adanya guncangan pada ekonomi dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kinerja asuransi sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi nasional, jika pertumbuhan atau kondisi ekonomi membaik maka pertumbuhan asuransi umum juga membaik," kata dia, Jumat (11/11/2022).

Dia menjelaskan terkait perkembangan ini jika ada penurunan pada bisnis asuransi baru. Dampaknya akan terjadi stagnan atau perlambatan pertumbuhan dikarenakan adanya existing bisnis.

ADVERTISEMENT

"Asosiasi mengharapkan untuk dapat berdialog dengan pemerintah khusus untuk program pemerintah yang terkait dengan asuransi, sehingga bisa memberikan solusi dan dapat membantu program itu agar dapat berjalan," jelasnya.

Bern mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah untuk industri asuransi umum agar terus tetap berkembang. Ke depan, perusahaan asuransi dan industri diharapkan bisa melakukan adaptasi dan transformasi bisnis.

Proses bisnis diharapkan semakin efisien dan bisa bertahan dalam persaingan yang semakin ketat.

Jasindo Dalam Tekanan

Pengamat Perasuransian Irvan Rahardjo mengungkapkan saat ini kondisi industri asuransi sebenarnya sedang kondisi yang tidak baik-baik saja. Karena itu dibutuhkan review dan evaluasi terkait produk-produk yang diterbitkan.

Irvan mencontohkan, seperti Jasindo yang melakukan pemangkasan jumlah karyawan. "Jasindo itu contoh salah satunya, sudah pangkas banyak pegawai. Kantor cabang sudah banyak ditutup dan sudah menyusut sekali," kata Irvan.

Menurut Irvan masalah pada industri asuransi ini terjadi karena adanya produk asuransi kredit. Produk itu adalah hasil kerja sama dengan bank-bank.

Nah produk-produk ini membuat perusahaan asuransi kesulitan karena menanggung banyak sekali klaim. Sebelum ini terjadi, masalah harga juga menjadi penyebab tertekannya industri asuransi.

Hal ini karena adanya persaingan dengan perusahaan-perusahaan lainnya. "Dampak terburuk dari masalah ini adalah bank akan sulit menyalurkan kredit. Karena kalau ada kenaikan premi yang dibebankan ke nasabah, ini akan mempengaruhi minat nasabah juga," ujar dia.

Pasalnya selama ini, perusahaan asuransi yang memiliki produk asuransi jiwa kredit membutuhkan backup dari perusahaan reasuransi. Namun asuransi Indonesia di mata perusahaan reasuransi harganya rendah jadi jauh di bawah standar, sehingga dianggap tidak bagus.

(kil/das)

Hide Ads