Bidik Inflasi RI Balik ke 3% Tahun Depan, BI Pakai Cara Ini

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 30 Nov 2022 14:07 WIB
Ilustrasi/Foto: Inflasi November 2021 (Luthfy Syahban/detik.com)
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) terus berupaya untuk menjaga inflasi dan menstabilkan nilai tukar rupiah. Ada beberapa jurus yang akan dilakukan BI. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan mulai dari kebijakan suku bunga front loaded, preemtive, forward looking secara terukur.

"Untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih sangat tinggi dan memastikan inflasi inti ke sasaran 3% plus minus 1% lebih awal, pada Semester I 2023," kata dia dalam acara PTBI, Rabu (30/11/2022).

Dia menjelaskan, bank sentral juga berupaya menempuh kebijakan stabilisasi rupiah dari tekanan global. Dia mengungkapkan dalam menjaga stabilitas rupiah dan inflasi, bank sentral akan selalu berada di pasar.

Menurut dia, BI menempuh langkah triple intervention, spot, domestic non delivery forward (DNDF). "Transaksi SBN di pasar sekunder dan kecukupan cadangan devisa akan kami jaga," imbuh dia.

Lalu hal berikutnya yang akan dilakukan BI dalam menjaga inflasi dan rupiah yakni dengan twist operation. Menurut dia, BI akan terus melanjutkan penjualan SBN tenor jangka pendek dan pembelian SBN jangka panjang di pasar sekunder dalam hal diperlukan.

Selain itu, BI juga akan menjaga imbal hasil SBN agar tetap menarik untuk masuknya portofolio untuk mendukung stabilitas rupiah, sekaligus untuk menjaga agar kenaikan yield (imbal hasil) SBN untuk fiskal tidak berlebihan. "Koordinasi erat dengan Kementerian Keuangan," tambah dia.

Lihat juga video 'Negara-negara Ini Bakal Resesi, Tapi Indonesia Masih Aman':






(kil/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork