Malas Rogoh Uang Tunai, Orang RI Makin Gemar Transaksi Digital

ADVERTISEMENT

Malas Rogoh Uang Tunai, Orang RI Makin Gemar Transaksi Digital

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 06 Des 2022 11:22 WIB
Kesalahan Bisnis Online
Foto: Fuad Hasim/Tim Infografis
Jakarta -

Masyarakat Indonesia saat ini disebut lebih gemar bertransaksi keuangan secara digital. Penggunaan uang kertas dan uang logam kini mulai berkurang.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan hal ini terjadi karena pandemi COVID-19 yang membuat masyarakat mulai terbiasa dengan transaksi digital seperti melalui handphone.

Menurut dia perbankan sudah mulai digitalisasi. "Seluruh transaksi dengan handphone naik menjari Rp 67 ribu triliun dan uang elektronik mencapai Rp 508 triliun," kata Perry dalam Rakornas, Selasa (6/12/2022).

Dia menjelaskan, saat pandemi transaksi e-commerce mengalami kenaikan mencapai Rp 572 triliun. Kondisi ini menurut Perry merupakan yang paling pesat dalam hal digitalisasi ekonomi dan keuangan.

Tak cuma itu, dari catatan BI indeks elektronifikasi transaksi di pemerintah daerah tercatat naik 42%. Hal ini mempengaruhi pada naiknya penerimaan pajak daerah. Seperti elektronifikasi pajak daerah telah menyentuh 94% dan digitalisasi retribusi 74,7%.

Menurut Perry hal ini mampu meningkatkan pendapatan daerah, percepatan pengeluaran dan ekonomi yang makin membaik dan membuat rakyat semakin senang.

Dia mengimbau agar otoritas di daerah bisa terus menggenjot retribusi daerah melalui digitalisasi.

Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan potensi digitalisasi di Indonesia sangat besar. Tahun ini nilai digitalisasi diperkirakan mencapai US$ 220 miliar.

Dia menjelaskan program untuk kesepakatan ini adalah penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC) dan Regional Payment Connectivity di negara ASEAN.

Airlangga meminta kepada otoritas di daerah untuk mendorong digitalisasi. Karena program digitalisasi akan menjadi program prioritas pemerintah.

"Kami mohon daerah terus mendorong digitalisasi, karena diperkirakan ini akan jadi program berikutnya setelah G20," ujar dia..

Airlangga juga turut mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang telah melakukan kerjasama untuk keberlangsungan QRIS di 5 negawa kawasan ASEAN, yakni Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

"Kalau QRIS ini bisa dipakai regional, maka kebutuhan terhada dolar menurun. Dan memperkuat cadangan devisa kita, ini harus kita dorong agar kita lebih maju," tambahnya.

Lihat juga Video: Terjadi Badai PHK di Sektor Ekonomi Digital, Ini Respons Sandiaga Uno

[Gambas:Video 20detik]



(kil/dna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT