Bunga Acuan BI di 2022: Awalnya 3,5% Sekarang Jadi 5,5%

Bunga Acuan BI di 2022: Awalnya 3,5% Sekarang Jadi 5,5%

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 23 Des 2022 07:45 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia, lgo bank indonesia, bi, gedung bank indonesia di Jakarta
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akhir tahun berada di level 5,5%. Nyaris mendekati 6%. Kenaikkan bunga acuan ini sudah sesuai dengan prediksi para ekonom.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, naiknya suku bunga ini adalah sebagai antisipasi secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3,0Β±1%.

Menurut Perry, kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah terus diperkuat untuk mengendalikan inflasi barang impor atau imported inflation di samping untuk memitigasi dampak rambatan dari masih kuatnya dolar AS dan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suku bunga acuan ini sempat bertahan sejak 18 periode Maret 2021 pada posisi 3,5% dan bertahan selama 18 bulan berturut-turut pada level tersebut.

Bank sentral mulai menaikkan bunga acuan 25 bps pada 23 Agustus 2022. Kemudian 22 September 2022, BI kembali mengerek bunga acuan 50 bps menjadi 4,25%.

ADVERTISEMENT

Memasuki Oktober 2022 BI kembali menaikkan bunga acuan 50 bps menjadi 4,75%. Pada November 2022 BI kembali menaikkan bunga 50 bps menjadi 5,25%.

Pada 21 Desember 2022 dalam acara outlook perekonomian Indonesia 2023, Perry menyampaikan jika BI tak akan menaikkan suku bunga secara berlebihan atau agresif. Pada 22 Desember, BI hanya menaikkan bunga 25 bps saja.

Untuk naik 25 bps menjadi 4,75% dan lending facility naik 25 bps menjadi 6,25%. "Keputusan kenaikan suku bunga yang terukur itu untuk langkah lanjutan front loaded, preemptive, dan forward looking untuk menjaga ekspektasi inflasi," tuturnya.

Kenaikan bunga acuan BI sudah diprediksi. Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto menjelaskan jika melihat laju inflasi bulanan dan tahunan yang terkendali meskipun masih di atas jangkar inflasi yang 3%.

"Saya perkirakan BI masih akan menaikkan BI 7 day reverse repo rate 25-50 bps menjadi 5,5-5,75% supaya laju inflasi lebih terkendali sehingga bisa diarahkan ke target sasaran 3% di semester I-2023," kata Ryan.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan Pasar merespon positif, mengenai hasil rapat Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Desember 2022 sesuai ekspektasi pasar yaitu menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 0,25 bps menjadi 5,5%.

Dia menjelaskan keputusan ini lebih terukur dan tidak agresif. "Sebelumnya, BI menilai bahwa tingkat inflasi akan menurun ke kisaran 3 persen pada akhir 2023, seiring mulai meredanya pengetatan kebijakan moneter The Fed. BI juga berjanji tak akan menaikkan suku bunga acuan secara berlebihan," ujar dia.

(kil/das)

Hide Ads