Signature Bank Tutup Gegara SVB, Begini Nasib Nasabahnya

ADVERTISEMENT

Signature Bank Tutup Gegara SVB, Begini Nasib Nasabahnya

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 14 Mar 2023 22:46 WIB
SANTA CLARA, CALIFORNIA - MARCH 10: People line up outside of the shuttered Silicon Valley Bank (SVB) headquarters on March 10, 2023 in Santa Clara, California. Silicon Valley Bank was shut down on Friday morning by California regulators and was put in control of the U.S. Federal Deposit Insurance Corporation. Prior to being shut down by regulators, shares of SVB were halted Friday morning after falling more than 60% in premarket trading following a 60% declined on Thursday when the bank sold off a portfolio of US Treasuries and $1.75 billion in shares to cover  declining customer deposits. (Photo by Justin Sullivan/Getty Images)
Foto: Tayfun Coskun/Anadolu Agency/Getty Images
Jakarta -

Signature Bank yang berbasis di New York Amerika Serikat (AS) ditutup oleh regulator pada Minggu (12/3) waktu setempat. Hal ini buntut Silicon Valley Bank (SVB) yang dinyatakan bangkrut.

Lembaga penjamin simpanan AS atau Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) memutuskan untuk mengambil alih Signature Bank yang memiliki aset US$ 110,36 miliar dan deposito US$ 88,59 miliar pada akhir 2022.

"Semua deposan Signature Bank dan Silicon Valley Bank akan menjadi utuh dan tidak ada kerugian yang akan ditanggung oleh pembayar pajak," kata Departemen Keuangan AS dan regulator bank lainnya dalam pernyataan bersama dikutip dari Reuters, Selasa (14/3/2023).

FDIC telah membentuk entitas baru, Signature Bridge Bank yang akan memungkinkan nasabah untuk mengakses dana mereka. Deposan dan peminjam Signature Bank akan secara otomatis menjadi nasabah.

FDIC menunjuk Greg Carmichael sebagai CEO Signature Bridge Bank. Dia sebelumnya merupakan Chief Executive Fifth Third Bancorp yang mengundurkan diri pada Juli 2022.

Sebagai informasi, Signature Bank mulai beroperasi pada 2001 namun baru mulai berfokus ke industri kripto dalam lima tahun terakhir. Perlahan bank tersebut mulai berkembang pesat dan setelah krisis keuangan 2008 menjadi salah satu bank kesayangan investor karena memberikan layanan dan birokrasi yang tidak rumit dan berkepanjangan.

Pada 2018, Signature Bank mempekerjakan bankir yang berspesialisasi dalam kripto sebagai bagian dari upaya untuk berkembang di luar real estat komersial. Langkah tersebut diambil kala bank lain enggan menerima pelanggan kripto dan akhirnya menyulap Signature menjadi salah satu bank terkemuka di pasar kripto.

Fokus kripto tersebut membantu bank meningkatkan jumlah simpanan lebih dari dua kali lipat dalam dua tahun. Pada awal 2022, sekitar 27% simpanannya berasal dari klien kripto.

Eksposur bank terhadap kripto menjadi masalah seiring berjalannya waktu. Ambruknya pasar kripto yang semakin parah setelah runtuhnya bursa kripto milik Sam Bankman-Fried, FTX, pada November 2022 lalu menguras simpanan miliaran dolar.

Akhir tahun lalu, bank tersebut mengatakan sedang mengurangi dan memutus bisnis dengan beberapa klien Kripto. Signature Bank memutuskan hubungan dengan unit bisnis internasional Binance, pertukaran kripto terbesar dunia.

(aid/hns)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT