Bank Indonesia (BI) mencatat suku bunga bank terus naik, mulai dari bunga deposito hingga kredit. Berapa besarannya?
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan di pasar uang, suku bunga IndONIA tetap rendah yang tercatat 5,53% pada 15 Maret 2023. Imbal hasil SBN tenor jangka pendek meningkat 50 bps dibandingkan dengan level pada akhir Desember 2022, sementara imbal hasil SBN tenor jangka panjang tetap terkendali.
Suku bunga deposito 1 bulan pada Februari 2023 juga tercatat rendah 4,12%, meskipun meningkat 15 bps dibandingkan dengan Desember 2022. Sedangkan untuk suku bunga kredit Februari 2023 tercatat 9,34% naik dibandingkan periode Januari yang sebesar 9,25%.
"Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk terjaganya stabilitas sistem keuangan serta mendorong berlanjutnya peningkatan kredit/pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional," ujar Perry dalam konferensi pers, Kamis (16/3/2023).
Baca juga: BI Tahan Lagi Bunga Acuan di 5,75% |
Perry menjelaskan, pertumbuhan kredit perbankan Februari 2023 kembali naik pada seluruh sektor ekonomi, yakni dari 10,53% yoy pada Januari 2023 menjadi 10,64% yoy. Pembiayaan pada perbankan syariah juga tumbuh lebih tinggi mencapai 20,13% yoy pada Februari 2023.
Permodalan perbankan kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 25,88% pada Januari 2023. Risiko kredit juga terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang rendah 2,59% (bruto) dan 0,76% (neto) pada Januari 2023.
Likuiditas perbankan pada Februari 2023 terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,18% (yoy).
"Berbagai kondisi tersebut menopang ketahanan perbankan Indonesia sehingga diprakirakan kinerjanya tidak terdampak langsung oleh dinamika penutupan tiga bank di AS," jelasnya.
Perry menambahkan, BI juga terus melakukan stress test yang hasilnya menunjukkan ketahanan perbankan Indonesia yang kuat. Ke depan, BI terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko makroekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan.
Lihat juga Video: Jurus Andalan Kemendag pada Raker untuk Hadapi Krisis Global 2023