Sejumlah pengusaha di Mesir menyerukan memboikot dolar AS. Dikutip dari middleeastmonitor.com disebutkan hal ini karena nilai tukar dolar terus menguat terhadap mata uang lokal.
Para pengusaha menyebutkan jika fluktuasi nilai tukar ini terjadi karena kurangnya kendali bank sentral atas perdagangan mata uang di pasar tidak resmi.
Sumber dari Arabi21 menyebutkan jika pengusaha mobil meminta seluruh penjual dan kalangan pengusaha lain untuk menahan diri agar tak membeli dolar AS.
Kemudian menghentikan kegiatan impor kendaraan mulai 15 Mei hingga 15 Juni atau sampai mata uang nasional mulai stabil.
Dari data tersebut dijelaskan kini dolar AS mencapai 42-43 pound Mesir, padahal sebelumnya 38 pound. Kini peringkat utang Mesir menurut S&P B dengan prospek negatif.
Sebelumnya ada juga Irak yang melarang penggunaan dolar Amerika Serikat (AS) untuk transaksi pribadi dan bisnis mulai 14 Mei lalu. Larangan ini diharapkan bisa meningkatkan mata uang Dinar di Irak.
Kebijakan ini juga dirancang untuk mengatasi nilai tukar mata uang Irak yang terus berfluktuasi dan menyebabkan naiknya harga-harga. Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk mengatasi kesenjangan antara nilai tukar Dinar di pasar resmi dan nilai tukar di pasar tidak resmi.
Direktorat Kejahatan, Jenderal Hussein Al-Tamimi mengungkapkan jika ada yang melanggar aturan tersebut. Pemerintah tak segan mengenakan denda 1 juta dinar Irak atau setara dengan Rp 11,3 juta dengan asumsi kurs Rp 11,35.
(kil/das)