Tatang Sutardi langganan menjadi agen BRILink terbaik di kawasan Depok, Jawa Barat. Dia menyadari betul harus beradaptasi dengan cepat terhadap tuntutan digitalisasi dalam pelayanan transaksi.
Rabu (28/6/2023), tak henti-hentinya pelanggan datang ke kios mungil milik Tatang. Lokasinya tepat di seberang kantor Unit BRI Depok Timur di Jalan Proklamasi. Ada emak-emak, bapak-bapak, penjual keliling, pengasah pisau, pedagang pasar, dll. Mereka setor atau mengambil uang, mencicil kredit, transfer, mengisi e-wallet, atau membayar listrik.
Kendati pelanggan datang seperti air mengalir, boleh dibilang tidak ada penumpukan layanan. Tatang gesit membantu transaksi yang dibutuhkan. Memencet nomor rekening tujuan atau membantu mengecek saldo bagi yang ingin mengambil uang tunai.
"Dulu awal-awal ya gagap, HP saja kan masih yang kecil itu. Tetapi, saya orangnya mau belajar, otodidak. Saya utak-atik mesin EDC. Saya cari tahu di Youtube bagaimana para agen BRILink yang sudah sukses," kata Tatang dalam perbincangan dengan detik.com.
Mesin EDC atau Electronic Data Capture merupakan mesin dengan fungsi mendukung proses penerimaan pembayaran dari konsumen pengguna kartu debit maupun kredit. Mesin EDC ini diberikan oleh BRI kepada agen BRILink untuk bertransaksi.
Bermula dari Warung Kelontong dan Kopi
Tatang menjadi agen BRILink enam tahun terakhir. Sebelum menjadi agen BRILink, warungnya menjual kelontong dan kopi. Lokasinya sih dari dulu tidak berganti, di seberang kantor BRI Depok Timur itu.
"Dulu dagangan utama kelontong dan kopi. Setiap tanggal 1- sampai tanggal 10 setiap bulannya BRI ramai banget, mereka yang antrem biasanya pensiunan, antri sambil ngopi di sini," ujar Tatang.
Sejak 2014, sejatinya Tatang sudah ditawari untuk menjadi agen BRILink, tetapi dia belum tertarik. Dagangannya masih laris manis, baik kelontong ataupun kopi dan camilan. Barulah tiga tahun kemudian dia mulai tertarik menjadi agen BRILink. Saat itu, warung kelontong dan kopinya masih laris. Dalam perjalanannya kondisinya berbalik.
"Sekarang warungnya menjadi nomor dua. Sebagai agen BRILink yang utama," ujar dia.
Tatang menyebut, di masa keemasan sebagai agen BRILink, transaksi yang dilayaninya bisa mencapai 300 sampai 400 juta per hari. Andai dalam sebulan dia membuka kios BRILinknya 26 hari dalam sebulan dia bisa melakukan transaksi sekitar Rp 9,8 miliar. Pada periode itu, fee yang diterimanya bisa mencapai Rp 20 juta.
Tetapi, belakangan transaksi mulai turun. Memang tidak banyak, tetapi cukup terasa.
Tatang menyebut itu seiring berkembangnya pemakaian BRImo atau BRI Mobile. Jika sebelumnya satu orang datang ke kiosnya melakukan tiga atau empat transaksi sekaligus, misalnya setor, transfer, membayar listrik, dan membeli pulsa sekaligus, dengan adanya BRImo, pelanggan cukup melakukan satu transaksi, yakni setor uang sedangkan transaksi lain dilakukan oleh pelanggans endiri melalui BRImo.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik
(fem/hns)