Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso mengungkapkan tantangan perusahaan dalam melayani segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Meski telah menjadi market leader segmen UMKM selama lebih dari 120 tahun, Sunarso menyebut melayani UMKM bukan merupakan hal yang mudah.
"This is really interesting because we are just talking about the space, and now down to microfinance. Berdasarkan pengalaman kami, jelas permasalahan yang paling penting, terutama dalam konteks fokus kami dalam melayani UMKM di Indonesia adalah seputar transformasi digital dan pembiayaan inovatif," ujar Sunarso dalam Plenary Session on Three Sub-themes of AIPF di Jakarta, Selasa (5/9/2023)
"Secara khusus, BRI merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang memiliki kompetensi untuk melayani dan memberdayakan UMKM. Kami telah melayani umkm selama lebih dari 120 tahun melalui outlets, ATM, EDC, dan seratus ribu karyawan yang fokus melayani segmen ini. Namun, melayani UMKM bukanlah hal yang mudah, karena kami menghadapi high operational cost dan high operational risk karena banyaknya infrastruktur dan sumber daya manusia yang yang harus dikerahkan untuk melayani mereka," imbuhnya.
Di samping itu, beberapa nasabah UMKM, terutama yang berada di pedalaman, masih memiliki tingkat literasi yang rendah.
"Berdasarkan riset internal kami, nasabah UMKM sudah familiar dengan platform digital melalui gadget, namun pengetahuan mereka mengenai produk keuangan, selain tabungan, masih terbatas karena rendahnya tingkat literasi keuangan," imbuhnya.
Untuk mengatasi hal ini, BRI terus menghadirkan berbagai inisiatif transformasi berkelanjutan yang disebut BRIvolution. Hal ini dilakukan melalui beberapa upaya yakni, digitalisasi proses bisnis internal dan menciptakan model bisnis baru..
"Untuk mengatasi tantangan ini, BRI memulai perjalanan transformasi berkelanjutan yang kami sebut BRIvolution sejak tahun 2015 dan fokus pada transformasi digital dan transformasi budaya. Pertama, digitalisasi proses bisnis internal untuk menyederhanakan proses dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan," katanya.
"Kedua, menciptakan model bisnis baru untuk menciptakan nilai baru sambil menjajaki peluang untuk menciptakan sumber pendapatan baru dan nilai tambah bagi stakeholder, terutama pelanggan kami," imbuhnya.
Dalam hal ini, Sunarso mengatakan pihaknya juga melakukan pemerataan cakupan layanan perbankan melalui outlet dan agen BRILink dalam memberikan layanan keuangan.
"Jadi, kami menggabungkan kekuatan fisik kami saat ini dan kemampuan digital. Inisiatif perbankan kami yang melibatkan lebih dari 660 ribu agen BRILink telah menghasilkan transaksi sekitar Rp 1,300 triliun rupiah per tahun," pungkasnya.
Simak Video "129 Tahun BRI Mewujudkan Inovasi dan Pelayanan Prima untuk Indonesia"
(akn/ega)