PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat produk kinerja kredit segmen mikro pada kuartal III tahun 2023 meningkat 57,7% atau mencapai Rp 201,4 triliun. Hal ini terjadi karena pelaku usaha segmen mikro mulai mengalami produktivitas yang signifikan pascapademi.
"Bicara produk kredit UMKM sesungguhnya tidak hanya sekedar bicara kredit bersubsidi. Sampai dengan September 2023, pertumbuhan Kupedes tercatat 57,5%. Benar adanya bahwa di dalam riset BRI menyatakan nasabah pelaku usaha UMKM itu tidak sensitif terhadap suku bunga," kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari dalam keterangan tertulis, Rabu (15/11/2023).
Adapun kredit segmen mikro BRI (bank only) hingga kuartal III-2023 mencapai Rp479,9 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh sekitar 10,9% years-on-years (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp432,6 triliun. Dari total kredit mikro pada kuartal III-2023 tersebut, nilai Kupedes BRI mencapai Rp 201,4 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan ini, kata Supari, hampir mencapai 42% dari total portofolio kredit mikro BRI, di mana komposisi pencairan kredit didominasi Kupedes yang mencapai 60,1%. Sedangkan kenaikan lainnya terjadi di produk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan BRIguna.
Meningkatnya Kupedes di sektor mikro juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal. Dirinya mengatakan performa kredit mikro bertumbuh dengan baik, karena jumlah penggunanya lebih banyak.
"Kenapa kredit mikro masih tumbuh cukup bagus? Karena mikro ini jumlahnya jauh lebih banyak," katanya
Dirinya pun turut merincikan data pemerinta yang saat ini di Indonesia memiliki lebih kurang 64 juta UMKM. Menurutnya, Dari jumlah tersebut, 700.000 diantaranya merupakan segmen kecil, sedangkan segmen menengah kurang dari 100.000 pelaku usaha, dan sisanya lebih dari 60 juta adalah pelaku usaha mikro.
Faisal mengungkapkan sebagian besar pelaku usaha kecil dan menengah memiliki akses ke perbankan, sehingga hanya segelintir usaha mikro yang telah mendapatkan akses pembiayaan dari industri perbankan. Menurutnya, ruang bank untuk ekspansi di segmen tersebut masih sangat lebar. Terlebih, ditambah dengan para pelaku usaha yang naik kelas dari ultra mikro ke mikro
"Sehingga wajar pertumbuhan kredit mikro masih positif dan semakin besar porsinya," kata Faisal.
Lebih lanjut, Fasila menuturkan kredit mikro merupakan segmen yang mampu bertahan terhadap kondisi ekonomi secara domestic maupun global .
"Karena kebanyakan dari mereka bergerak di bisnis kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak pernah kehilangan pasar dan selalu haus modal," imbuhnya.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memberikan kredit UMKM tumbuh 8,2% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.332,9 triliun. Bila dirinci, segmen mikro tumbuh 25,7% yoy, kecil terkoreksi 1,3% yoy, dan menengah terkoreksi 5,3% yoy.
Sepanjang 2023, hingga September, segmen mikro bisa dikatakan merupakan motor pertumbuhan kredit UMKM. Dimana rasionya sudah membesar dan mencapai 45,48%. Sebagai perbandingan, per Desember 2022, rasio kredit mikro terhadap penyaluran dana ke UMKM sebesar 40,07%.
(akn/ega)