Bank Mega membukukan laba bersih tahun 2023 sebesar Rp 3,51 triliun. Sebesar 70% atau sekitar Rp 2,45 triliun akan dibagikan secara dividen tunai kepada pemegang saham.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan dengan capaian laba tersebut, Bank Mega masuk dalam sepuluh besar dengan perolehan laba bersih terbesar bank Indonesia. Meski mengalami penurunan laba dari tahun sebelumnya, Kostaman menyebut akan terus berkomitmen melakukan peningkatan di tahun-tahun mendatang.
"(Laba) ini adalah nomor delapan terbesar dari bank-bank yang ada di Indonesia. Jadi, saya rasa ini performa yang cukup baik walaupun kita tingkatkan terus di tahun-tahun yang akan datang," kata Kostaman kepada awak media, Menara Bank Mega, Jakarta, Jumat (1/3/2024).
Dia menjelaskan sebanyak 70% dari laba bersih itu akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Sisanya, akan dibukukan sebagai saldo laba dan dana cadangan guna memperkuat modal Bank Mega. Dia memperkirakan laba itu akan dicairkan dalam waktu sebulan, dihitung mulai dari hari ini.
"Telah diputuskan laba bersih itu sekitar 70%-nya akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Ini insentif yang baik untuk pemegang saham," jelasnya.
Adapun target laba pada 2024 menjadi Rp 3,8 triliun. Untuk mencapai target tersebut, dia akan berfokus pada empat hal, peningkatan kredit dan meningkatkan pengguna kartu kredit.
"Kartu kredit juga sebagai salah satu sumber interest income and fee based income yang besar. Berikutnya adalah dari sisi biaya. Kita bisa meningkatkan DPK, dan CASA," jelasnya
Baca juga: Jumbo! BRI Tebar Dividen Rp 48 T |
Sementara itu, total Aset Bank Mega pada 2023 menjadi Rp 132,05 triliun. Kostaman menjelaskan dibandingkan dengan perbankan yang telah mengeluarkan laporan keuangannya, posisi aset Bank Mega untuk saat ini masih berada di urutan ke 17.
Penyaluran kredit di 2023 tercatat sebesar Rp 66,29 triliun. Bank Mega tetap fokus menyalurkan kredit kepada segmen korporasi dan joint financing.
Adapun rasio kredit bermasalah (NPL Gross) 2023 tetap terjaga sebesar 1,57% dengan NPL net sebesar 1,18%. Rasio NPL gross Bank Mega ini masih berada di bawah NPL gross perbankan sebesar 2,19% per posisi Desember 2023.
Sedangkan pencapaian Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mega 2023 tercatat sebesar Rp 89,44 Triliun, di mana deposito masih mendominasi DPK yaitu 71,17% dari total DPK.
"Komposisi CASA membaik tahun 2023 menjadi 28,83% dibandingkan periode tahun 2022 sebesar 26,76%. Ini disebabkan meningkatnya tabungan yang tumbuh 6% menjadi Rp 15,66 triliun," imbuhnya.
Nantinya, peningkatan dana pihak ketiga dengan fokus peningkatan pada nasabah ritel. Peningkatan penyaluran kredit dengan tetap berlandaskan pada prudential banking dan mencermati industri yang akan dibiayai.
Lebih lanjut, Kostaman menyebut di tengah-tengah situasi yang masih menantang, Bank Mega mampu menjaga ketahanan permodalan dan tingkat likuiditas yang memadai guna mendukung pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
"Hal tercermin dari posisi CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 26,17%, LDR (Loan to Deposit Ratio) yang terjaga dalam level 74,03%. Sementara itu rasio NIM tercatat sebesar 5,21% pada tahun 2023," tutupnya.
(fdl/fdl)