Bank Sentral Jepang (BOJ) resmi mengakhiri kebijakan suku bunga negatif dan berbagai kebijakan tidak biasanya pada Selasa (18/3). Kebijakan suku bunga negatif sudah terlaksana selama delapan tahun terakhir.
Perubahan itu dinilai bersejarah karena BOJ selama satu dekade terakhir fokus meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui stimulus moneter besar-besaran. Keputusan tersebut membuat BOJ menjadi bank sentral terakhir di dunia yang menerapkan kebijakan suku bunga negatif. Hal ini menandai berakhirnya era metode mendorong pertumbuhan ekonomi lewat uang murah dan alat moneter non-konvensional.
"BOJ hari ini mengambil langkah pertama dan tentatif menuju normalisasi kebijakan. Penghapusan suku bunga negatif menandakan keyakinan BOJ bahwa Jepang telah keluar dari cengkeraman deflasi," kata Kepala Ekonom Asia HSBC Frederic Neuman dilansir Reuters, Selasa (19/3/2024).
Dalam keputusan yang sudah diperkirakan banyak pihak, BOJ membatalkan kebijakan penerapan biaya 0,1% kepada sejumlah lembaga keuangan yang memiliki kelebihan cadangan uang yang 'diparkir' di BOJ. Kebijakan itu sudah diterapkan sejak 2016.
Sebagai gantinya, BOJ menerapkan suku bunga overnight call sebagai kebijakan suku bunga terbaru. BOJ juga meninggalkan kebijakan pengendalian kurva imbal hasil atau yield curve control (YCC) yang sudah diterapkan sejak 2016. YCC membatasi suku bunga panjang berkisar di angka nol.
Namun dalam pernyataan resminya, BOJ mengatakan pihaknya akan terus membeli obligasi pemerintah seperti yang sudah dilakukan sebelumnya dan akan meningkatkan jumlah pembelian jika imbal hasil meningkat dengan cepat.
Di sisi lain, BOJ juga memutuskan untuk menghentikan pembelian aset berisiko seperti dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dan dana investasi real estat Jepang.
"Kami menilai pencapaian target harga kami yang berkelanjutan dan stabil sudah terlihat," tegas BOJ.
Inflasi Jepang lampaui target. Cek halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Detik-detik Roket Space One Kairos Jepang Meledak saat Diluncurkan
(ara/ara)