RI Cuma Butuh 25 Bank demi Capai Indonesia Emas 2045

RI Cuma Butuh 25 Bank demi Capai Indonesia Emas 2045

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 10 Jun 2024 23:16 WIB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Ilustrasi.Foto: Angga Aliya/detikcom

Deni menilai, perilaku bank sebelum merger, seperti kebijakan kredit, pengelolaan risiko, dan inovasi layanan, dapat menjadi dasar untuk mengidentifikasi kesamaan dan potensi sinergi. Misalnya bank yang memiliki perilaku serupa dalam hal manajemen risiko, dapat mengintegrasikan sistem mereka dengan lebih mulus, mengurangi redudansi, dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko secara keseluruhan.

Selain itu, menurutnya bank dengan filosofi layanan pelanggan yang serupa dapat menyatukan budaya perusahaan dengan lebih efektif, menciptakan pengalaman pelanggan yang kohesif dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

"Ini juga dapat mempercepat proses inovasi layanan, karena kedua bank mungkin sudah memiliki jalur pengembangan yang serupa, memungkinkan mereka untuk memanfaatkan penelitian dan pengembangan yang telah ada untuk membawa produk baru ke pasar dengan lebih cepat," papar Deni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari perspektif operasional, lanjutnya, merger antara bank dengan perilaku operasional yang serupa dapat menghasilkan efisiensi biaya yang signifikan. Penggabungan operasi back-office misalnya, dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan margin keuntungan. Ini juga memungkinkan bank yang telah merger mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif, memprioritaskan investasi dalam teknologi atau area pertumbuhan yang menjanjikan.

Selain itu, dalam hal strategi bisnis, menurutnya bank yang memiliki pendekatan serupa terhadap ekspansi pasar atau diversifikasi produk dapat memanfaatkan merger untuk memperkuat posisi mereka di pasar yang ada atau memasuki pasar baru dengan lebih efektif.

ADVERTISEMENT

"Sinergi strategis ini dapat menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang lebih cepat dan memperluas jangkauan geografis bank yang telah merger. Merger juga dapat memperkuat kemampuan bank untuk menangani perubahan regulasi dan lingkungan ekonomi yang dinamis," kata Deni.

Di samping itu, menyangkut potensi PHK akibat merger menurutnya Pemerintah Indonesia perlu belajar dari Singapura yang telah terlebih dahulu melakukan merger bank. Strategi penyaluran karyawan yang terkena PHK akibat merger bank pemerintah di Singapura biasanya melibatkan beberapa langkah kunci.

"Pertama, pemerintah sering kali bekerja sama dengan lembaga pelatihan untuk menyediakan program reskilling dan upskilling, memastikan bahwa karyawan yang terkena dampak dapat meningkatkan keterampilan mereka dan tetap relevan di pasar kerja," papar dia.

Kedua, ada inisiatif pencocokan pekerjaan yang dilakukan oleh agensi tenaga kerja pemerintah, yang membantu mantan karyawan menemukan peluang kerja baru di sektor yang sedang berkembang atau memiliki kekurangan tenaga kerja.

"Ketiga, seringkali ada dukungan finansial sementara bagi karyawan yang terkena PHK, memberikan mereka waktu untuk mencari pekerjaan tanpa tekanan finansial yang berlebihan," pungkasnya.


(kil/hns)

Hide Ads